Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif optimistis Indonesia dapat menjadipusat busana muslim dunia tahun 2020 karena memiliki keunggulan dibandingkan produk negara-negara lain.

"Kekuatan busana muslim kita ada di detail buatan tangan yang menjadikannya unik dan sangat khas Indonesia," kata Direktur Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan Iptek Harry Waluyo, di Jakarta, Kamis.

Harry mengatakan Indonesia patut bangga memiliki seorang desainer busana muslim berbakat yang konsisten di bidangnya yakni Dian Pelangi yang diharapkan dapat mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai pusat busana muslim dunia.

Pihaknya telah membuktikan bahwa busana muslim layaknya karya-karya Dian Pelangi bisa diterima tidak hanya oleh negara-negara muslim namun juga negara dengan mayoritas penduduk non-muslim.

"Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pernah mendukung Dian Pelangi dalam sebuah acara fashion show di Melbourne, Australia, dan di sana busana karya Dian diminati banyak bule. Mereka bisa mengenakan busana muslim karya Dian sebagai gaun untuk kegiatan formal karena begitu indahnya," kata Harry.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar mengatakan target Indonesia sebagai pusat busana muslim perlu mendapat dukungan sebab pasar busana muslim dunia begitu besar jika berpatokan pada jumlah penduduk muslim seluruh dunia yang mencapai 1,6 miliar jiwa.

"Kita tidak perlu takut (bersaing dengan busana muslim luar negeri) karena kita mempunyai keunggulan kompetitif tinggi dari sisi warna yang colorful, dan sentuhan desain yang khas," kata Sapta Nirwandar.

Sapta mengingatkan kepada para desainer lokal untuk tidak berpikiran sempit dengan memperuntukan busana muslim hanya bagi kalangan muslim. Sebab faktanya banyak masyarakat non-muslim yang menggunakan busana muslim sebagai gaun atau hijab untuk menahan dingin.