Imigrasi dorong atase 19 negara berbagi praktik baik laksanakan tugas
31 Mei 2024 21:30 WIB
Para atase imigrasi Indonesia dari 19 negara dalam pertemuan pendahuluan Rapat Koordinasi Perwakilan Imigrasi Tahun 2024 di Los Angeles, Amerika Serikat, Senin (27/5/2024). ANTARA/HO-Ditjen Imigrasi Kemenkumham
Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) RI mendorong atase imigrasi dari 19 negara untuk saling berbagi praktik baik maupun kendala yang terjadi dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di perwakilan.
"Jangan cuma dijadikan laporan formal. Imigrasi harus bisa memainkan peran," ujar Direktur Kerja Sama Keimigrasian Ditjen Imigrasi Kemenkumham Anggiat Napitupulu dalam pertemuan pendahuluan Rapat Koordinasi Perwakilan Imigrasi Tahun 2024 di Los Angeles, Amerika Serikat, Senin (27/5), seperti dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
Maka dari itu, dalam acara tersebut dia memilih tiga atase imigrasi untuk memaparkan contoh praktik maupun kendala yang terjadi agar atase lainnya bisa saling berbagi dan belajar bersama praktik terbaik dan penanganan manajemen.
Atase Imigrasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura Andi Setyawan bercerita di Singapura kasus yang kerap terjadi terkait dengan keimigrasian adalah kehilangan paspor warga negara Indonesia (WNI), bahkan nyaris setiap bulan.
Atase Imigrasi KBRI Tokyo Arya Anggakara menyebutkan di Jepang isu yang mengemuka adalah kebutuhan tinggi akan sumber daya manusia (SDM) untuk berbagai pos pekerjaan tertentu yang ditawarkan melalui program magang dari pemerintah Jepang.
Hal tersebut, kata dia, menjadi daya tarik yang membuat WNI berbondong-bondong datang ke Jepang. Dengan demikian, alih-alih pulang ke Indonesia setelah program magang berakhir, tidak sedikit WNI yang tinggal melebihi masa tinggal (overstay) di Jepang.
Hampir sama dengan Jepang, Atase Imigrasi KBRI Berlin Phoe Saefulloh menuturkan bahwa Jerman juga membuka program magang bagi para mahasiswa Indonesia sebagai wadah bagi para mahasiswa Indonesia untuk menambah pengalaman dan meningkatkan kapasitas.
Namun, kata dia, hal tersebut dimanfaatkan berbagai oknum nakal yang tega menipu mahasiswa sehingga mereka terjebak dalam praktik kerja kasar yang tidak sesuai dengan program studinya.
Sesi berbagi dari ketiga atase tersebut mengundang diskusi hangat dan sesi tanya jawab yang menginspirasi satu sama lain. Peserta pertemuan pendahuluan bertukar gagasan dan analisis terhadap berbagai kasus yang kerap muncul.
Baca juga: Ditjen Imigrasi imbau masyarakat taati aturan selama di luar negeri
Baca juga: Kemenkumham sebut ULP Sebatik cegah perlintasan ilegal di perbatasan
"Jangan cuma dijadikan laporan formal. Imigrasi harus bisa memainkan peran," ujar Direktur Kerja Sama Keimigrasian Ditjen Imigrasi Kemenkumham Anggiat Napitupulu dalam pertemuan pendahuluan Rapat Koordinasi Perwakilan Imigrasi Tahun 2024 di Los Angeles, Amerika Serikat, Senin (27/5), seperti dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
Maka dari itu, dalam acara tersebut dia memilih tiga atase imigrasi untuk memaparkan contoh praktik maupun kendala yang terjadi agar atase lainnya bisa saling berbagi dan belajar bersama praktik terbaik dan penanganan manajemen.
Atase Imigrasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura Andi Setyawan bercerita di Singapura kasus yang kerap terjadi terkait dengan keimigrasian adalah kehilangan paspor warga negara Indonesia (WNI), bahkan nyaris setiap bulan.
Atase Imigrasi KBRI Tokyo Arya Anggakara menyebutkan di Jepang isu yang mengemuka adalah kebutuhan tinggi akan sumber daya manusia (SDM) untuk berbagai pos pekerjaan tertentu yang ditawarkan melalui program magang dari pemerintah Jepang.
Hal tersebut, kata dia, menjadi daya tarik yang membuat WNI berbondong-bondong datang ke Jepang. Dengan demikian, alih-alih pulang ke Indonesia setelah program magang berakhir, tidak sedikit WNI yang tinggal melebihi masa tinggal (overstay) di Jepang.
Hampir sama dengan Jepang, Atase Imigrasi KBRI Berlin Phoe Saefulloh menuturkan bahwa Jerman juga membuka program magang bagi para mahasiswa Indonesia sebagai wadah bagi para mahasiswa Indonesia untuk menambah pengalaman dan meningkatkan kapasitas.
Namun, kata dia, hal tersebut dimanfaatkan berbagai oknum nakal yang tega menipu mahasiswa sehingga mereka terjebak dalam praktik kerja kasar yang tidak sesuai dengan program studinya.
Sesi berbagi dari ketiga atase tersebut mengundang diskusi hangat dan sesi tanya jawab yang menginspirasi satu sama lain. Peserta pertemuan pendahuluan bertukar gagasan dan analisis terhadap berbagai kasus yang kerap muncul.
Baca juga: Ditjen Imigrasi imbau masyarakat taati aturan selama di luar negeri
Baca juga: Kemenkumham sebut ULP Sebatik cegah perlintasan ilegal di perbatasan
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024
Tags: