Jakarta (ANTARA News) - Ketua Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia Prof Hamdi Muluk mengatakan, pihaknya berencana untuk melakukan survei soal calon presiden alternatif yang bisa menandingi elektabilitas Joko Widodo.
Ketika dihubungi pers di Jakarta, Rabu, Prof Hamdi Muluk mengatakan, pihaknya akan memasukkan tokoh tua setelah temuan dia sebelumnya tidak mendapat respons positif dari partai politik.
"Saya juga berpikir untuk membuat survei kedua. Mungkin partai tidak tertarik dengan tokoh muda. Saya akan lebarkan ke tokoh tua. Tapi dengan tolak ukur yang jelas, integritas, track record bersih, berani, berprestasi, nggak aneh-aneh. Tokoh Artidjo Alkotsar saya setuju. (Dia) layak masuk," katanya.
Survei Laboratorium Psikologi Politik UI yang dirilis pada Minggu akhir Desember lalu itu memunculkan lima tokoh yang dianggap bisa menandingi Jokowi. Yaitu, Walikota Surabaya Tri Rismaharini; Ketua KPK Abraham Samad; Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama; Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan dan pengusaha Chairul Tanjung.
"Platform kita, orang baik kita tarik ke politik untuk meramaikan bursa," kata Hamdi Muluk.
Dalam amatannya, ada gelagat untuk menjegal Jokowi maju agar tokoh-tokoh lama bersaing. Bila itu terjadi, akan semakin banyak golput karena pilihannya tinggal mencari yang baik di antara yang buruk. "Yang bagus itu, mencari terbaik di antara yang baik. Ini yang sedang saya usahakan sekarang," tandasnya.
Sebelumnya Anggota Badan Penasehat CSIS (Center Strategic International Studies) Jeffrie Geovanie menjelaskan, kalau mau kreatif di tengah kegamangan menghadapi bakal capres Jokowi, partai seharusnya berani mengajukan capres alternatif, seperti Artidjo Alkostar, yang sudah teruji hidup lurus dan jujur.
"Bukankah saat ini, masyarakat merindukan figurseperti itu. Kita tunggu saja adakan partai yang berani mencapreskan Artidjo Alkostar. Kalau ada yang berani, maka paratai tersebut akan melejit suaranya pada pemilu 2014," ujarnya.(*)
Capres alternatif diperlukan untuk meramaikan bursa pilpres
8 Januari 2014 21:47 WIB
Prof Hamdi Muluk (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: