"Meski akan dimasuki penerbangan berjadwal, agenda kedatangan tamu negara dan kegiatan TNI Angkatan Udara akan di prioritaskan, dan penerbangan reguler akan di-delay," kata Menhub di Jakarta, Rabu.
Untuk itu, Mangindaan juga mengutarakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada TNI AU karena telah memberikan ruang dan waktu untuk sejumlah penerbangan berjadwal pindah ke Halim.
Dari sisi fasilitas bandar udara, Halim Perdana Kusuma saat ini telah menyediakan tiga "parking stand" untuk pesawat sejenis B737-800 NG/B737-900 ER.
Mengingat Bandara Halim saat ini peruntukannya tidak hanya bagi penerbangan komersil, namun juga masih melayani penerbangan militer dan VIP maka kapasitas runway di bandara ini secara keseluruhan adalah 12 pergerakan setiap jam dengan waktu slot yang tersedia saat ini sebanyak 126 slot untuk pengoperasian 24 jam.
Sedangkan untuk fasilitas sisi darat, saat ini telah tersedia terminal penumpang yang mampu menampung sekaligus tiga keberangkatan penumpang dan tiga kedatangan penumpang dalam waktu satu jam.
Sementara untuk fasilitas lahan parkir, PT Angkasa Pura II Cabang Bandar Udara Halim Perdana Kusuma telah menyediakan lahan yang mampu menampung hingga 700 kendaraan.
Sebelumnya, mantan Kepala Staf Angkutan Udara (KSAU) Marsekal TNI Purnawirawan Chappy Hakim mengemukakan, Bandara Halim Perdanakusuma tidak cocok dijadikan bandara komersial sipil karena lebih dipersiapkan sebagai bandar udara untuk pemenuhan kebutuhan militer.
"Sangat naif bila solusi mengurangi kepadatan di Bandara Soekarno-Hatta dengan memindahkan sebagian penerbangan ke Halim," katanya dalam Media Gathering bertajuk "Tinjauan Industri Penerbangan di Indonesia 2013 dan Outlook 2014" di Wisma Antara, Jakarta, Kamis (19/12).
Ia memaparkan, selain tidak didesain untuk penerbangan komersial, Halim Perdanakusuma dirancang antara lain untuk misi khusus militer dan keperluan keamanan tingkat tinggi seperti bagi tamu negara.
Selain itu, Bandara Halim Perdanakusuma berperanan penting sebagai basis pengiriman logistik bila terjadi bencana alam besar seperti saat kejadian tragedi tsunami pada Desember 2004 lalu.
Sebagaimana diberitakan, Wakil Presiden Boediono mengatakan pemindahan sebagian penerbangan komersial dari Bandara Soekarno-Hatta ke Halim Perdanakusumaerupakan rencana untuk mengurangi kepadatan di Bandara yang menggunakan nama kedua Proklamator itu.
"Untuk jangka panjang perluasan bandara internasional guna melayani wilayah Jabodetabek tidak dapat dihindari," kata Wapres Boediono usai meninjau bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta, Selasa (7/1).
(M040/B012)