Menurut pria yang akrab disapa Gus Halim itu, saat ditemui usai membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Kader Digital Desa Cerdas Fase III Tahun 2024 di Jakarta, Jumat, pengembangan digitalisasi justru akan mampu memperkuat budaya dan tradisi yang ada di desa-desa.
"Pasti enggak (menggerus budaya dan tradisi desa), justru malah memperkuat," ujar dia menanggapi pertanyaan wartawan mengenai kemungkinan digitalisasi menggerus budaya dan tradisi lokal dari desa.
Ia lalu menjelaskan digitalisasi merupakan hal yang tidak dapat dihindari oleh manusia masa kini sehingga sudah sepatutnya masyarakat desa pun beradaptasi dengan keberadaan digitalisasi.
Baca juga: Mendes: Digitalisasi bantu desa atasi stunting hingga mitigasi bencana
Baca juga: Kemendes: Bimtek tingkatkan kapasitas kader digital pahami Desa Cerdas
Melalui bimtek tersebut, para Kader Digital Desa Cerdas yang dikirim oleh setiap desa di Tanah Air dibimbing, dilatih, dan diajarkan untuk memanfaatkan teknologi digital dalam mendukung percepatan pembangunan di desa dan membudayakan budaya digital yang tepat kepada masyarakat desa di sekitarnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (BPI Kemendes PDDT) Ivanovich Agusta telah menyampaikan bahwa terdapat sebanyak 3.000 kader dari desa di seluruh. Kader-kader itu, menurut Ivan, dipilih langsung oleh pihak desa asal mereka.
"Itu (Kader Digital Desa Cerdas) langsung dari desanya sendiri yang mengusulkan. Jadi, ada kedaulatan desa untuk mengusulkan kadernya," ucapnya.
Baca juga: Mendes: Kader digital desa implementasikan pengetahuan dari bimtek
Baca juga: Digitalisasi desa wisata tumbuhkan pariwisata di Lampung
Baca juga: Jateng dorong pengembangan desa wisata lewat digitalisasi