Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov Bali) menggandeng pelajar dan komunitas peduli lingkungan menanam 500 bibit mangrove jenis Rhizophora Stylosa.

“Ini upaya menjaga lingkungan yang luar biasa, ini bagus untuk menjaga ekosistem Bali biar tetap lestari,” kata Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya yang memimpin gerakan penanaman mangrove di Denpasar, Jumat.

Sang Made dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia itu mengakui bahwa menanam bakau atau mangrove bukan hal yang mudah, apalagi kegiatan tersebut dipusatkan di Mangrove Arboretum Park yang akan menjadi tempat edukasi dan penelitian yang tertata.

“Saya dikasih ini (data) bagaimana kondisi 2018, tidak seindah sekarang, ini sudah terlihat bagus sekali. Saya jadi betah di sini lama-lama, udaranya nyaman tapi kita harus bayangkan teman-teman yang berjuang merintis ini sehingga bisa seperti saat ini,” ujarnya.

Baca juga: UEA letakkan batu pertama pusat global penelitian mangrove di Bali

Baca juga: Presiden Jokowi ajak delegasi World Water Forum tinjau pembibitan bakau di Bali


Sekretaris Daerah Bali Dewa Made Indra menambahkan dalam kegiatan penanaman mangrove ini melibatkan ratusan orang seperti jajaran OPD Pemprov Bali, komunitas seperti Green Ambassador dan Mangrove Ranger, serta pelajar sekitar.

Ia memastikan penanaman mangrove tidak akan berhenti di peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, melainkan akan terus berlanjut namun mengikuti kondisi pasang surut air laut sehingga memudahkan akses penanaman.

“Sementara kegiatannya ini dulu, tapi kami akan terus upayakan penanaman mangrove supaya semua ruang yang memenuhi syarat untuk ditanami mangrove tertanami, sehingga areal ini jadi hijau kembali, menjadi asri kembali, setelah ada beberapa proyek yang ada,” ujarnya.

Mangrove Arboretum Park yang berada di Pedungan, Denpasar Selatan, itu akan dirancang menjadi kawasan edukasi dan penelitian, sehingga dilakukan rehabilitasi dan penataan tanaman.

Di lahan seluas 25 hektar itu, sebanyak 12 hektar sudah dilakukan rehabilitasi dan 3 hektar ditata tiap jenis bakaunya sehingga memudahkan pengunjung yang ingin mendapat edukasi terkait jenis-jenis mangrove.

Dalam kegiatan Pemprov Bali ini, 500 bibit Rhizophora Stylosa dipilih untuk mengisi salah satu sudut, namun masih ada 18 jenis bakau lain di sekitarnya.

Pelajar dari SMA 2 Kuta Selatan Made Abimana Putra menceritakan pengalamannya kali ini, di mana ia sudah pernah melakukan penanaman mangrove, namun untuk jenis bakau itu baru pertama kali.

Ia berharap nantinya dapat kembali ke Mangrove Arboretum Park untuk melihat pertumbuhan tanaman yang ia tanam, sebab siswa berusia 16 tahun itu merasa lebih tenang dan nyaman ketika melihat pemandangan hamparan mangrove dari pada padatnya jalanan perkotaan.

“Semoga bisa kembali lagi ke sini melihat pertumbuhan mangrove yang saya tanam, semoga ini bisa memperindah lingkungan karena saya sendiri merasa lebih tenang saja disini,” kata dia.*

Baca juga: Sekda: Bali bisa berkontribusi besar dalam pengembangan studi mangrove

Baca juga: Indonesia-Uni Emirat Arab dirikan Pusat Penelitian Mangrove di Bali