Seoul (ANTARA) - Angka kelahiran di Korea Selatan terus menurun pada Maret, memicu kekhawatiran tentang populasi negara Asia tersebut yang terus mencatatkan penurunan, tunjuk data dari Statistics Korea pada Rabu (29/5).

Jumlah bayi baru lahir turun 7,3 persen dari setahun sebelumnya menjadi 19.669 pada Maret, menandai angka terendah pada bulan Maret sejak data terkait mulai dihimpun pada 1981, menurut kantor statistik Korea Selatan.

Jumlah bayi baru lahir di Korea Selatan mengalami penurunan sejak Oktober 2022 seiring para pasangan muda menunda atau berhenti berusaha untuk memiliki anak akibat kesulitan ekonomi seperti tingginya harga rumah dan masalah pengangguran yang tak kunjung mereda.

Rendahnya angka kelahiran di Korea Selatan memicu kekhawatiran mengenai apa yang disebut sebagai jurang demografi (demographic cliff), yaitu penurunan tajam dalam jumlah kepala rumah tangga yang pada akhirnya mengarah pada jurang konsumsi.

Angka pernikahan merosot 5,5 persen menjadi 17.198 pada Maret dibandingkan bulan yang sama tahun lalu, sementara angka perceraian menurun 9,8 persen menjadi 7.450.

Angka kematian meningkat 7,6 persen menjadi 31.160 pada Maret. Terdampak oleh tingginya angka kematian dan rendahnya angka kelahiran, populasi di Korea Selatan terus menurun sejak November 2019.