Pertamina-ESDM tak temukan penyalahgunaan elpiji bersubisidi di Sumut
29 Mei 2024 20:00 WIB
Petugas PT Pertamina Patra Niaga melakukan inspeksi mendadak (sidak) di salah satu Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) di Kabupaten Deli Serdang, Selasa (28/5/2024). (ANTARA/HO-Pertamina Patra Niaga Sumbagut)
Medan (ANTARA) - PT Pertamina Patra Niaga dan Kementerian ESDM tidak menemukan penyalahgunaan elpiji tiga kilogram bersubsidi di Sumatra Utara, baik itu di SPPBE maupun di tempat-tempat usaha.
"Kami berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat," ujar Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo di Medan, Rabu.
Mars Ega melanjutkan, pihaknya dan Kementerian ESDM melakukan inspeksi mendadak (sidak) di salah satu Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) di Kabupaten Deli Serdang, Selasa (28/5).
Pada hari yang sama, Pertamina Patra Niaga, Kementerian ESDM, OPD Pemerintah Kota Medan dan Hiswana Migas DPC Sumut juga menginspeksi penggunaan elpiji ke sejumlah hotel, restoran dan kafe di Medan.
Mars Ega menyebut, di SPPBE, pihaknya fokus melihat konsistensi takaran setiap pengisian tabung elpiji tiga kilogram.
Di SPPBE, Pertamina Patra Niaga melakukan pengambilan sampel hasil pengisian di area "filling hall".
Hasil inspeksinya, berat tabung kosong mayoritas normal pada rentang 4,97 kilogram-lima kilogram per tabung dengan berat kotor final (final gross weight) normal sekitar 7,97 kilogram-8,03 kilogram per tabung.
"Kami ingin memastikan masyarakat menerima elpiji tiga kilogram sesuai dengan takaran. Kami berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat. Pertamina Patra Niaga akan terus meningkatkan sinergi bersama Kementerian ESDM tidak hanya dalam pengawasan, tetapi juga pemutakhiran sistem agar penyaluran elpiji tiga kg berjalan dengan baik mulai pengisian di SPPBE hingga ke masyarakat," kata Mars Ega.
Sementara dari inspeksi empat lokasi hotel, restoran dan kafe di Medan, Pejabat sementara Executive GM Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Tiara Thesaufy mengatakan bahwa tidak ditemukan pengunaan elpiji tiga kilogram di sana.
"Dua hotel di Medan menggunakan jaringan gas sebagai energi utama. Hotel tersebut juga menggunakan elpiji 12 kilogram dan 50 kilogram sebagai alternatif energi. Sedangkan dua restauran atau kafe lainnya juga menggunakan elpiji 12 kilogram dan 50 kilogram sebagai energi utama," tutur Tiara.
Tiara pun mengucapkan terima kasih kepada pelaku usaha restoran yang telah menggunakan Bright Gas Pertamina.
"Kami juga mengajak masyarakat untuk terus mengawasi pendistribusian elpiji bersubsidi yang beredar agar elpiji tersebut digunakan oleh yang berhak," ujar dia.
Baca juga: Kemendag-Pertamina komitmen pererat pengawasan kuantitas LPG 3 kg
Baca juga: KESDM: Perlu pembuktian lebih lanjut soal kurangnya isi gas LPG 3 kg
"Kami berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat," ujar Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo di Medan, Rabu.
Mars Ega melanjutkan, pihaknya dan Kementerian ESDM melakukan inspeksi mendadak (sidak) di salah satu Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) di Kabupaten Deli Serdang, Selasa (28/5).
Pada hari yang sama, Pertamina Patra Niaga, Kementerian ESDM, OPD Pemerintah Kota Medan dan Hiswana Migas DPC Sumut juga menginspeksi penggunaan elpiji ke sejumlah hotel, restoran dan kafe di Medan.
Mars Ega menyebut, di SPPBE, pihaknya fokus melihat konsistensi takaran setiap pengisian tabung elpiji tiga kilogram.
Di SPPBE, Pertamina Patra Niaga melakukan pengambilan sampel hasil pengisian di area "filling hall".
Hasil inspeksinya, berat tabung kosong mayoritas normal pada rentang 4,97 kilogram-lima kilogram per tabung dengan berat kotor final (final gross weight) normal sekitar 7,97 kilogram-8,03 kilogram per tabung.
"Kami ingin memastikan masyarakat menerima elpiji tiga kilogram sesuai dengan takaran. Kami berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat. Pertamina Patra Niaga akan terus meningkatkan sinergi bersama Kementerian ESDM tidak hanya dalam pengawasan, tetapi juga pemutakhiran sistem agar penyaluran elpiji tiga kg berjalan dengan baik mulai pengisian di SPPBE hingga ke masyarakat," kata Mars Ega.
Sementara dari inspeksi empat lokasi hotel, restoran dan kafe di Medan, Pejabat sementara Executive GM Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Tiara Thesaufy mengatakan bahwa tidak ditemukan pengunaan elpiji tiga kilogram di sana.
"Dua hotel di Medan menggunakan jaringan gas sebagai energi utama. Hotel tersebut juga menggunakan elpiji 12 kilogram dan 50 kilogram sebagai alternatif energi. Sedangkan dua restauran atau kafe lainnya juga menggunakan elpiji 12 kilogram dan 50 kilogram sebagai energi utama," tutur Tiara.
Tiara pun mengucapkan terima kasih kepada pelaku usaha restoran yang telah menggunakan Bright Gas Pertamina.
"Kami juga mengajak masyarakat untuk terus mengawasi pendistribusian elpiji bersubsidi yang beredar agar elpiji tersebut digunakan oleh yang berhak," ujar dia.
Baca juga: Kemendag-Pertamina komitmen pererat pengawasan kuantitas LPG 3 kg
Baca juga: KESDM: Perlu pembuktian lebih lanjut soal kurangnya isi gas LPG 3 kg
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024
Tags: