Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 410 polisi dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Selatan dan Polsek Metro Cilandak menjaga Terminal Bus Lebak Bulus yang ditutup mulai Selasa pukul 00.00 WIB karena akan dibangun depo untuk mass rapid transit (MRT).

"Personel gabungan di sana dipimpin Kapolsek Cilandak Kompol Sunkono. Mereka melakukan pengamanan sejak pukul 07.00 WIB," kata Kasubbag Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Aswin di Jakarta, Senin.

Menurut Kompol Aswin, personel yang melakukan pengamanan di Terminal Bus Lebak Bulus berasal dari satuan terbuka, yaitu sabhara, reskrim, brimob dan lalu lintas baik mengenakan seragam polisi maupun berpakaian sipil.

Kompol Aswin mengatakan meskipun menjelang penutupan terminal terjadi penolakan dan aksi unjuk rasa yang dilakukan karyawan perusahaan otobus yang beroperasi di Lebak Bulus, tetapi situasi masih cukup kondusif dan terkendali.

"Polisi hanya mengamankan terminal. Perwakilan pengunjuk rasa diarahkan untuk menyampaikan aspirasinya ke balai kota," tutur Kompol Aswin.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana menutup Terminal Bus Lebak Bulus karena di lokasi tersebut akan segera dibangun depo untuk mass rapid transit (MRT).

Dengan adanya pembangunan tersebut, bus-bus yang selama ini beroperasi di Lebak Bulus akan dipindahkan ke terminal-terminal lainnya yaitu Kampung Rambutan, Kalideres dan Pulogadung.

Rencana itu menimbulkan penolakan dari para pelaku usaha, terutama perusahaan otobus karena menilai pemindahan seharusnya tidak jauh dari lokasi semula.