Jakarta (ANTARA News) - Menteri BUMN Dahlan Iskan memastikan PT Pertamina (Persero) masih mengalami kerugian sebesar Rp6,5 triliun/tahun dari bisnis elpiji ukuran 12 kilogram meskipun menaikkan harga sebesar Rp1.000/kilogram.

"Sebelumnya Pertamina rugi Rp7,7 triliun dari bisnis elpiji 12 kilogram. Tapi dengan kenaikan Rp1.000/kilogram, kerugian bisa ditekan hingga Rp6,5 triliun," kata Dahlan dalam konferensi pers usai Rapat Konsultasi dengan BPK soal kenaikan elpiji 12 kg di Gedung BPK, Senin.

Menurut Dahlan, dari sisi kemampuan dan masa depan usaha Pertamina, kenaikan Rp1.000/kilogram tersebut belum bisa menutupi kerugian, namun akan terasa berdampak bagi keuangan perusahaan jika dinaikkan hingga sekitar Rp3.900 per kilogram.

Ia menjelaskan, dalam hal kenaikan harga elpiji nonsubsidi 12 kilogram, Pemerintah dihadapkan pada dua sisi, yaitu mengedepankan masa depan perusahaan dan daya beli masyarakat.

"Kalau dinaikkan Rp3.500 per kilogram Pertamina terbebas dari rugi, tapi di sisi lain beban masyarakat akan lebih berat," tegas Dahlan.