Rusia: Serangan Israel ke Rafah tidak dapat diterima
29 Mei 2024 17:56 WIB
Arsip foto - Seorang pria melihat kendaraan yang hancur setelah serangan udara Israel terhadap kamp pengungsi di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, 27 Mei 2024. ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad.
Moskow (ANTARA) - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov pada Selasa (28/5) menekankan bahwa operasi militer Israel di Rafah adalah hal yang tidak dapat diterima.
Dia mengatakan hal itu saat bertemu dengan Duta Besar Mesir di Moskow Nazih Nagari, menurut Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.
Selama pertemuan tersebut, mereka bertukar pandangan tentang isu-isu Timur Tengah, khususnya situasi terkini di zona konflik Palestina-Israel.
"Selain itu, perkembangan terkini di Libya dan Sudan juga dibahas," kata Kemenlu Rusia.
Sebelumnya pada Minggu (26/5), Israel melancarkan serangan udara terhadap kamp pengungsi di timur laut Rafah.
Serangan itu menewaskan sedikitnya 40 orang tewas dan melukai puluhan lainnya, menurut dinas pertahanan sipil Palestina.
Pada Senin (27/5), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan udara itu sebagai "insiden tragis". Dia menambahkan bahwa penyelidikan sedang dilakukan.
Pada hari yang sama, angkatan bersenjata Israel (IDF) mengakui bahwa mereka menggunakan "amunisi presisi".
Israel mengirim pasukan ke Rafah pada 7 Mei, tujuh bulan setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, menerobos wilayah Israel dan melancarkan serangan, yang kemudian memicu eskalasi konflik terburuk di Jalur Gaza dalam beberapa dekade.
Kabinet perang Israel bertekad memperluas operasi militer di Rafah hingga berhasil mencapai tujuannya: menumpas semua pejuang Hamas.
Sumber: Sputnik
Baca juga: AS kutuk serangan terhadap kamp pengungsi di Rafah
Baca juga: 21 warga Palestina tewas akibat serangan Israel di Rafah
Dia mengatakan hal itu saat bertemu dengan Duta Besar Mesir di Moskow Nazih Nagari, menurut Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.
Selama pertemuan tersebut, mereka bertukar pandangan tentang isu-isu Timur Tengah, khususnya situasi terkini di zona konflik Palestina-Israel.
"Selain itu, perkembangan terkini di Libya dan Sudan juga dibahas," kata Kemenlu Rusia.
Sebelumnya pada Minggu (26/5), Israel melancarkan serangan udara terhadap kamp pengungsi di timur laut Rafah.
Serangan itu menewaskan sedikitnya 40 orang tewas dan melukai puluhan lainnya, menurut dinas pertahanan sipil Palestina.
Pada Senin (27/5), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan udara itu sebagai "insiden tragis". Dia menambahkan bahwa penyelidikan sedang dilakukan.
Pada hari yang sama, angkatan bersenjata Israel (IDF) mengakui bahwa mereka menggunakan "amunisi presisi".
Israel mengirim pasukan ke Rafah pada 7 Mei, tujuh bulan setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, menerobos wilayah Israel dan melancarkan serangan, yang kemudian memicu eskalasi konflik terburuk di Jalur Gaza dalam beberapa dekade.
Kabinet perang Israel bertekad memperluas operasi militer di Rafah hingga berhasil mencapai tujuannya: menumpas semua pejuang Hamas.
Sumber: Sputnik
Baca juga: AS kutuk serangan terhadap kamp pengungsi di Rafah
Baca juga: 21 warga Palestina tewas akibat serangan Israel di Rafah
Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024
Tags: