Polisi siaga antispasi demo di terminal Lebak Bulus
6 Januari 2014 11:14 WIB
Seorang karyawan memasang spanduk penolakan penutupan terminal Lebak Bulus didepan loket penjualan tiket bus antar kota antar provinsi (AKAP) Terminal Lebak Bulus, Jakarta, Kamis (2/1).(ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 444 personil gabungan Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Selatan dan Polsek Cilandak mengamankan aksi unjukrasa penolakan rencana penutupan Terminal Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) Lebak Bulus.
"Informasinya massa yang turun mencapai 1.000 orang," kata Kepala Polsek Cilandak Komisaris Polisi Sungkono di Jakarta Senin.
Pihak Polda Metro Jaya menyiapkan kendaraan taktis "Watercannon" dan Baracuda guna mengantisipasi aksi massa yang anarkis.
Sungkono mengatakan pihak kepolisian akan melayani dan menjaga massa yang berunjuk rasa agar tertib dalam menyampaikan aspirasi di muka umum.
Sejumlah massa yang terdiri dari sopir, kernet bus, pedagang dan kuli angkut (porter) berunjuk rasa menolak rencana penutupan Terminal AKAP Lebak Bulus.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menutup Terminal AKAP Lebak Bulus terkait rencana pembangunan proyek "Mass Rapid Transit" (MRT).
Pengunjuk rasa meminta kepada Gubernur DKI Joko Widodo atau Jokowi untuk berdialog dengan masyarakat yang mencari penghasilan di terminal tersebut.
Selain itu, massa juga meminta pihak pemerintah setempat menyediakan tempat baru untuk merelokasi para pedagang atau masyarakat yang mencari nafkah di Terminal Lebak Bulus.
Pengunjuk rasa mendukung rencana Pemprov DKI Jakarta membangun MRT, namun harus merelokasi tempat yang layak.
"Informasinya massa yang turun mencapai 1.000 orang," kata Kepala Polsek Cilandak Komisaris Polisi Sungkono di Jakarta Senin.
Pihak Polda Metro Jaya menyiapkan kendaraan taktis "Watercannon" dan Baracuda guna mengantisipasi aksi massa yang anarkis.
Sungkono mengatakan pihak kepolisian akan melayani dan menjaga massa yang berunjuk rasa agar tertib dalam menyampaikan aspirasi di muka umum.
Sejumlah massa yang terdiri dari sopir, kernet bus, pedagang dan kuli angkut (porter) berunjuk rasa menolak rencana penutupan Terminal AKAP Lebak Bulus.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menutup Terminal AKAP Lebak Bulus terkait rencana pembangunan proyek "Mass Rapid Transit" (MRT).
Pengunjuk rasa meminta kepada Gubernur DKI Joko Widodo atau Jokowi untuk berdialog dengan masyarakat yang mencari penghasilan di terminal tersebut.
Selain itu, massa juga meminta pihak pemerintah setempat menyediakan tempat baru untuk merelokasi para pedagang atau masyarakat yang mencari nafkah di Terminal Lebak Bulus.
Pengunjuk rasa mendukung rencana Pemprov DKI Jakarta membangun MRT, namun harus merelokasi tempat yang layak.
Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014
Tags: