Kemendag: Perkembangan SRG Probolinggo menunjukkan tren positif
29 Mei 2024 10:17 WIB
Bappebti Kemendag bekerja sama dengan DKUPP Kabupaten Probolinggo memberikan bimtek SRG kepada pelaku usaha dan petani di Balai Desa Wonorejo, Kecamatan Maron, Selasa (28/5/2024). (ANTARA/HO-Diskominfo Kabupaten Probolinggo)
Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Ketua Tim Koordinasi Penyaluran Skema Subsidi Resi Gudang Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tomi Setiawan mengatakan perkembangan sistem resi gudang (SRG) di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur menunjukkan tren yang positif.
"Gudangnya terus bertambah dari gudang pemerintah yang awalnya dibangun ada dua gudang, kini sekarang sudah bertambah menjadi tiga," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Probolinggo, Rabu.
Baca juga: Bappebti: Optimalisasi SRG jaga stabilitas harga komoditas
Menurut dia, banyak gudang-gudang swasta yang masuk menjadi gudang SRG dan pihaknya masih melakukan proses satu gudang lagi dan ke depannya nanti kelihatannya masih akan bertambah.
"Antusiasmenya positif dan dulu pernah menjadi salah satu percontohan. Mudah-mudahan harapan kami bersama ke depan bisa menjadi percontohan kembali," tuturnya.
Untuk transaksi, lanjut dia, harus dilihat komoditasnya karena nilai resi gudang tersebut ada komoditas timah, ikan dan lain sebagainya. Transaksi di Kabupaten Probolinggo bukan yang paling tinggi karena nilai komoditasnya kalah dengan timah.
"Kalau melihat dari sisi sebaran jenis komoditasnya maka sebenarnya cukup variatif di wilayah Kabupaten Probolinggo, terutama Jawa Timur karena komoditas mulai dari tembakau, gabah, beras dan jagung," katanya.
Menurutnya pemanfaatan kemitraan antara pengelola gudang dengan petani sudah cukup baik, sehingga kategorinya sudah cukup bagus karena ujung dari sistem resi gudang itu dari sisi pembiayaan, bedanya resi gudang dengan tunda jual.
"Sebenarnya disimpan sendiri bisa, tetapi resi gudang selama disimpan bisa dapat pembiayaan. Kalau melihat indikator dari nilai pembiayaan, pemasukan di Kabupaten Probolinggo cukup bagus," ujarnya.
Sementara Kepala Bidang Perdagangan DKUPP Kabupaten Probolinggo Mehdinsareza Wiriarsa mengatakan SRG yang ada di Kabupaten Probolinggo hingga saat ini ada tiga gudang yang difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo.
Baca juga: Bappebti kaji pembentukan bursa komoditas strategis
"Komoditas yang diterima adalah gabah, jagung dan kopi, termasuk beras. Tetapi ada juga gudang yang dimiliki oleh swasta tetapi tergabung dalam jaringan SRG dengan komoditas yang diterima tembakau," katanya.
Ia mengatakan pihaknya saat ini sedang memperjuangkan ke Bappebti agar gudang swasta itu bisa masuk SRG karena komoditas di Kabupaten Probolinggo juga ada tembakau.
"Ada SRG untuk cold storage ikan, meskipun lokasinya ada di Kota Probolinggo, tetapi itu tergabung dalam SRG yang dinaungi oleh Pemkab Probolinggo," tuturnya.
"Gudangnya terus bertambah dari gudang pemerintah yang awalnya dibangun ada dua gudang, kini sekarang sudah bertambah menjadi tiga," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Probolinggo, Rabu.
Baca juga: Bappebti: Optimalisasi SRG jaga stabilitas harga komoditas
Menurut dia, banyak gudang-gudang swasta yang masuk menjadi gudang SRG dan pihaknya masih melakukan proses satu gudang lagi dan ke depannya nanti kelihatannya masih akan bertambah.
"Antusiasmenya positif dan dulu pernah menjadi salah satu percontohan. Mudah-mudahan harapan kami bersama ke depan bisa menjadi percontohan kembali," tuturnya.
Untuk transaksi, lanjut dia, harus dilihat komoditasnya karena nilai resi gudang tersebut ada komoditas timah, ikan dan lain sebagainya. Transaksi di Kabupaten Probolinggo bukan yang paling tinggi karena nilai komoditasnya kalah dengan timah.
"Kalau melihat dari sisi sebaran jenis komoditasnya maka sebenarnya cukup variatif di wilayah Kabupaten Probolinggo, terutama Jawa Timur karena komoditas mulai dari tembakau, gabah, beras dan jagung," katanya.
Menurutnya pemanfaatan kemitraan antara pengelola gudang dengan petani sudah cukup baik, sehingga kategorinya sudah cukup bagus karena ujung dari sistem resi gudang itu dari sisi pembiayaan, bedanya resi gudang dengan tunda jual.
"Sebenarnya disimpan sendiri bisa, tetapi resi gudang selama disimpan bisa dapat pembiayaan. Kalau melihat indikator dari nilai pembiayaan, pemasukan di Kabupaten Probolinggo cukup bagus," ujarnya.
Sementara Kepala Bidang Perdagangan DKUPP Kabupaten Probolinggo Mehdinsareza Wiriarsa mengatakan SRG yang ada di Kabupaten Probolinggo hingga saat ini ada tiga gudang yang difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo.
Baca juga: Bappebti kaji pembentukan bursa komoditas strategis
"Komoditas yang diterima adalah gabah, jagung dan kopi, termasuk beras. Tetapi ada juga gudang yang dimiliki oleh swasta tetapi tergabung dalam jaringan SRG dengan komoditas yang diterima tembakau," katanya.
Ia mengatakan pihaknya saat ini sedang memperjuangkan ke Bappebti agar gudang swasta itu bisa masuk SRG karena komoditas di Kabupaten Probolinggo juga ada tembakau.
"Ada SRG untuk cold storage ikan, meskipun lokasinya ada di Kota Probolinggo, tetapi itu tergabung dalam SRG yang dinaungi oleh Pemkab Probolinggo," tuturnya.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024
Tags: