Pemprov Jabar: Sekitar 10.000 pompa air untuk atasi kekeringan lahan
28 Mei 2024 21:34 WIB
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat Dadan Hidayat usai pertemuan dengan petani organik di Kampung Ciawitali, Desa Mangkurakyat, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Selasa (28/5/2024). (ANTARA/Feri Purnama)
Garut (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Provinsi Jawa Barat menyebutkan ada sekitar 10 ribu peralatan pompanisasi air untuk mengatasi lahan pertanian yang dilanda kekeringan saat musim kemarau.
"Tahun sekarang ada bantuan dari pemerintah pusat (Kementerian Pertanian) untuk irigasi perpompaan, syaratnya sumber air permukaan, bukan sumber air dalam," kata Kepala DTPH Provinsi Jawa Barat (Jabar) Dadan Hidayat usai pertemuan dengan petani organik di Kampung Ciawitali Desa Mangkurakyat Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut, Selasa.
Ia menuturkan jajarannya sudah melakukan antisipasi untuk menghadapi dampak musim kemarau tahun ini, salah satunya dengan menyiapkan bantuan peralatan pompa air untuk menarik air dari irigasi atau aliran sungai agar bisa mengairi lahan pertanian.
Ia menyebutkan jenis bantuan dari Kementerian Pertanian itu terdiri atas 10 ribu unit peralatan pompa dan 700 unit untuk irigasi pompanisasi yang siap disalurkan ke pemerintah daerah kota/kabupaten berdasarkan pengajuan.
"Dari Kementerian Pertanian itu 10 ribu unit pompa, dan 700 unit irigasi pompanisasi, ini prioritas semua daerah, kembali kepada usulan pemerintah kabupaten dan kota," katanya.
Baca juga: Kementan salurkan bantuan sarana pertanian Rp324,6 miliar di Jabar
Baca juga: Mentan optimistis pompanisasi bisa hasilkan Rp150 triliun bagi Jabar
Ia menyampaikan pengadaan peralatan pompa itu memiliki perbedaan untuk penyalurannya yakni untuk 700 unit pemerintah daerah mengusulkan calon petani dan calon lokasinya, lalu bantuan berupa peralatan pompanisasi bisa diberikan.
Sedangkan yang 10 ribu unit peralatan pompa itu, kata dia, penyalurannya dengan mengirimkan dana dari pemerintah langsung ke rekening kelompok tani untuk dibelikan kebutuhan peralatan pompa airnya.
"Ada juga bantuan dari irigasi perpompaan itu sifatnya transfer, uangnya ke para rekening kelompok tani, nanti petani bisa beli pompanya, bisa beli rumah pompa, bisa beli bak penampungannya," kata Dadan.
Ia menambahkan perkataan itu nanti sebagian akan diberikan untuk Brigade Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) yang bertugas untuk membantu petani meminjamkan peralatan pompanisasi agar lahannya tidak kering.
Selain pompanisasi, kata dia, ada juga program bantuan pembuatan sumur bor dangkal untuk memenuhi kebutuhan air pertanian di berbagai daerah, namun bantuan itu sama harus lebih dulu diusulkan dari petani.
"Kalau memang lokasinya memungkinkan untuk tanah dangkal untuk potensi sumber air di bawah permukaan yang dangkal kurang dari 30 meter, itu bisa diusulkan untuk bor, untuk sumur dangkal," katanya.
Baca juga: Pemetaan lahan Jabar untuk pompa air diminta rampung 25 April 2024
Baca juga: Kota/kabupaten se-Jabar diminta petakan lahan tanam untuk pompanisasi
"Tahun sekarang ada bantuan dari pemerintah pusat (Kementerian Pertanian) untuk irigasi perpompaan, syaratnya sumber air permukaan, bukan sumber air dalam," kata Kepala DTPH Provinsi Jawa Barat (Jabar) Dadan Hidayat usai pertemuan dengan petani organik di Kampung Ciawitali Desa Mangkurakyat Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut, Selasa.
Ia menuturkan jajarannya sudah melakukan antisipasi untuk menghadapi dampak musim kemarau tahun ini, salah satunya dengan menyiapkan bantuan peralatan pompa air untuk menarik air dari irigasi atau aliran sungai agar bisa mengairi lahan pertanian.
Ia menyebutkan jenis bantuan dari Kementerian Pertanian itu terdiri atas 10 ribu unit peralatan pompa dan 700 unit untuk irigasi pompanisasi yang siap disalurkan ke pemerintah daerah kota/kabupaten berdasarkan pengajuan.
"Dari Kementerian Pertanian itu 10 ribu unit pompa, dan 700 unit irigasi pompanisasi, ini prioritas semua daerah, kembali kepada usulan pemerintah kabupaten dan kota," katanya.
Baca juga: Kementan salurkan bantuan sarana pertanian Rp324,6 miliar di Jabar
Baca juga: Mentan optimistis pompanisasi bisa hasilkan Rp150 triliun bagi Jabar
Ia menyampaikan pengadaan peralatan pompa itu memiliki perbedaan untuk penyalurannya yakni untuk 700 unit pemerintah daerah mengusulkan calon petani dan calon lokasinya, lalu bantuan berupa peralatan pompanisasi bisa diberikan.
Sedangkan yang 10 ribu unit peralatan pompa itu, kata dia, penyalurannya dengan mengirimkan dana dari pemerintah langsung ke rekening kelompok tani untuk dibelikan kebutuhan peralatan pompa airnya.
"Ada juga bantuan dari irigasi perpompaan itu sifatnya transfer, uangnya ke para rekening kelompok tani, nanti petani bisa beli pompanya, bisa beli rumah pompa, bisa beli bak penampungannya," kata Dadan.
Ia menambahkan perkataan itu nanti sebagian akan diberikan untuk Brigade Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) yang bertugas untuk membantu petani meminjamkan peralatan pompanisasi agar lahannya tidak kering.
Selain pompanisasi, kata dia, ada juga program bantuan pembuatan sumur bor dangkal untuk memenuhi kebutuhan air pertanian di berbagai daerah, namun bantuan itu sama harus lebih dulu diusulkan dari petani.
"Kalau memang lokasinya memungkinkan untuk tanah dangkal untuk potensi sumber air di bawah permukaan yang dangkal kurang dari 30 meter, itu bisa diusulkan untuk bor, untuk sumur dangkal," katanya.
Baca juga: Pemetaan lahan Jabar untuk pompa air diminta rampung 25 April 2024
Baca juga: Kota/kabupaten se-Jabar diminta petakan lahan tanam untuk pompanisasi
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024
Tags: