NTB didominasi kapal bekas
4 Januari 2014 23:45 WIB
Anggota Tim SAR merapat di Pelabuhan Kayangan usai melakukan pencarian korban kapal feri Munawar yang tenggelam di perairan Selat Alas, Selong, Lombok Timur, NTB, Jumat (3/1). Kapal feri Munawar tujuan Kayangan-Poto Tano itu diduga mengalami kebocoran lambung sehingga menyebabkan kapal tenggelam dan menewaskan tiga penumpangnya. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)
Mataram (ANTARA News) - Kepala unit penyelenggara Pelabuhan Kayangan Syah Bandar Madhi menyatakan bahwa kapal penyeberangan pelabuhan Kayangan-Pototano, Nusa Tenggara Barat (NTB) didominasi oleh kapal bekas.
"Rata-rata kapal di sini menggunakan kapal eks (bekas) semua," kata Mahdi di Lombok Timur, Sabtu.
Kapal bekas tersebut, lanjut dia, didatangkan dari beberapa negara seperti Korea, Jepang dan Taiwan.
Menurut Mahdi dari 19 kapal yang masih beroperasi hingga saat ini, sebagian besar usia kapal sudah mencapai lebih dari 20 tahun. Padahal usia laik sebuah kapal beroperasi hanya sampai 30 tahun.
Mahdi mengklaim pengecekan kelaikan kapal tersebut telah dilakukan setiap tahun. Hal ini berdasarkan surat doking yang ditunjukkan Syah Bandar dengan tanggal 6 Agustus 2013 dan 6 Februari 2014.
Pihaknya berharap seluruh kapal yang digunakan untuk penyeberangan Kayangan-Pototano menggunakan kapal baru. Hal ini mengingat intensitas penyeberangan yang cukup tinggi di kawasan ini.
"Kami maunya baru semua, tapikan pengusahaan kapal yang nggak bisa. Biar kita nggak lelah kalau ada masalah," kata Mahdi.
Sebelumnya, KMP Munawar Ferry tenggelam pada Jumat (3/1) dini hari sekitar pukul 04.00 di Selat Alas.
Menurut informasi dari sejumlah penumpang yang selamat, sejak berangkat dari Pelabuhan Kayangan, KMP Munawar Ferry sudah diketahui mengalami kebocoran, karena penumpang melihat genangan air di bagian dek kapal.
Akibat tenggelamnya KMP Munawar Ferry, kendaraan bermotor yang diangkut kapal meliputi enam truk, empat mobil jenis pick-up, delapan minibus dan 15 sepeda motor, tidak dapat diselamatkan dan turut tenggelam bersama kapal ke dasar Selat Alas.
(KR-SZH/I014)
"Rata-rata kapal di sini menggunakan kapal eks (bekas) semua," kata Mahdi di Lombok Timur, Sabtu.
Kapal bekas tersebut, lanjut dia, didatangkan dari beberapa negara seperti Korea, Jepang dan Taiwan.
Menurut Mahdi dari 19 kapal yang masih beroperasi hingga saat ini, sebagian besar usia kapal sudah mencapai lebih dari 20 tahun. Padahal usia laik sebuah kapal beroperasi hanya sampai 30 tahun.
Mahdi mengklaim pengecekan kelaikan kapal tersebut telah dilakukan setiap tahun. Hal ini berdasarkan surat doking yang ditunjukkan Syah Bandar dengan tanggal 6 Agustus 2013 dan 6 Februari 2014.
Pihaknya berharap seluruh kapal yang digunakan untuk penyeberangan Kayangan-Pototano menggunakan kapal baru. Hal ini mengingat intensitas penyeberangan yang cukup tinggi di kawasan ini.
"Kami maunya baru semua, tapikan pengusahaan kapal yang nggak bisa. Biar kita nggak lelah kalau ada masalah," kata Mahdi.
Sebelumnya, KMP Munawar Ferry tenggelam pada Jumat (3/1) dini hari sekitar pukul 04.00 di Selat Alas.
Menurut informasi dari sejumlah penumpang yang selamat, sejak berangkat dari Pelabuhan Kayangan, KMP Munawar Ferry sudah diketahui mengalami kebocoran, karena penumpang melihat genangan air di bagian dek kapal.
Akibat tenggelamnya KMP Munawar Ferry, kendaraan bermotor yang diangkut kapal meliputi enam truk, empat mobil jenis pick-up, delapan minibus dan 15 sepeda motor, tidak dapat diselamatkan dan turut tenggelam bersama kapal ke dasar Selat Alas.
(KR-SZH/I014)
Pewarta: Siti Zulaeha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: