Manokwari (ANTARA) - Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Papua Barat menggelar aksi penggalangan dana untuk membantu korban terdampak bencana alam tanah longsor di Kampung Mbenti, Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah KNPI Papua Barat Sammy Saiba di Manokwari, Selasa, mengatakan aksi kemanusiaan dilakukan selama tiga hari, yaitu 28-30 Mei 2024.

"Kita ketahui bersama ada keluarga kita di pegunungan mengalami musibah," kata dia.

Setelah dana terkumpul, KNPI Papua Barat akan mendistribusikan hasil penggalangan dana, termasuk bantuan paket sembako, kepada keluarga korban yang terdampak bencana alam tanah longsor.

Peristiwa yang terjadi pada Minggu (26/5) itu, menyebabkan sejumlah rumah warga setempat rusak dan empat orang ditemukan meninggal dunia.

"KNPI juga sudah sediakan bantuan paket sembako. Nanti hasil galang dana kami umumkan jumlahnya," kata dia.

Baca juga: BNPB: Satu selamat dan empat meninggal atas longsor di Arfak Papua

Dia mengajak seluruh masyarakat yang berdomisili di daerah pesisir sungai, pesisir pantai, pedalaman dan pegunungan untuk selalu waspada terhadap kondisi lingkungan karena intensitas curah hujan mengalami peningkatan.

Kewaspadaan itu, kata dia, penting agar masyarakat bisa menyelamatkan diri bilamana terjadi bencana alam, seperti banjir, tsunami, tanah longsor, dan gempa bumi.

"Kami berharap masyarakat tetap waspada, bencana itu kapan saja bisa terjadi," ucap Sammy.

Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi lima korban tertimbun tanah longsor, namun empat di antara mereka ditemukan tak bernyawa, yaitu Desi (23), Yunus (50), Kevin (5), dan Melisa (3).

"Jemson Dowansiba 30 tahun, korban yang selamat langsung dievakuasi ke rumah sakit," kata Kepala Badan SAR Nasional Manokwari I Wayan Suyatna.

Tim SAR gabungan yang terlibat dalam operasi itu, meliputi 11 personel Basarnas, 14 personel Polres Pegunungan Arfak, delapan personel Koramil Pegunungan Arfak, lima personel Polsek Anggi, dan 21 personel Satbrimob Polda Papua Barat.

Operasi itu mengikutsertakan unsur pemerintah daerah, yakni Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pegunungan Arfak empat orang, Dinas Perumahan dan Pekerjaan Umum Pegunungan Arfak lima orang, serta masyarakat setempat 200 orang.

Baca juga: BNPB: Tiga korban banjir yang hilang di Tanggamus ditemukan selamat
Baca juga: Kemlu: Tidak ada WNI korban tanah longsor di Papua Nugini
Baca juga: SAR terus cari 10 warga Tanah Datar yang terseret banjir lahar dingin