Sekjen PBB kutuk serangan Israel pada kamp pengungsian Rafah
28 Mei 2024 13:41 WIB
Rekaman Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres menyampaikan pandangannya dalam KTT World Water Forum ke-10 2024 di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (20/5/2024). ANTARA FOTO/Media Center World Water Forum 2024/Aditya Pradana Putra/pras. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)
Moskow (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengutuk serangan Israel terhadap kamp pengungsi di kota Rafah, Gaza.
“Saya mengutuk tindakan Israel yang menewaskan puluhan warga sipil tak berdosa yang hanya mencari perlindungan dari konflik mematikan ini,” kata Guterres pada akun media sosial X, Senin (27/5).
Dia menambahkan bahwa sudah tidak ada tempat yang aman di Gaza, dan meminta diakhirinya kengerian tersebut.
Israel menyerang kamp di timur laut Rafah pada Minggu (26/5).
Dinas pertahanan sipil Palestina mengatakan sedikitnya 40 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Pada Senin, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan udara di kamp pengungsi itu sebagai insiden tragis, dan menambahkan penyelidikan terhadap kejadian tersebut sedang berlangsung.
Mahkamah Internasional pada Jumat (24/5) memerintahkan Israel menghentikan operasi militernya di Rafah.
Ketua Hakim Mahkamah Internasional Nawaf Salam mengatakan Israel harus memastikan akses tanpa hambatan ke wilayah tersebut untuk misi yang menyelidiki tuduhan genosida, serta untuk bantuan kemanusiaan.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Presiden Turki dan PM Spanyol bahas serangan Israel di Gaza
Baca juga: Hamas tolak berunding pascaserangan Israel di Rafah
“Saya mengutuk tindakan Israel yang menewaskan puluhan warga sipil tak berdosa yang hanya mencari perlindungan dari konflik mematikan ini,” kata Guterres pada akun media sosial X, Senin (27/5).
Dia menambahkan bahwa sudah tidak ada tempat yang aman di Gaza, dan meminta diakhirinya kengerian tersebut.
Israel menyerang kamp di timur laut Rafah pada Minggu (26/5).
Dinas pertahanan sipil Palestina mengatakan sedikitnya 40 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Pada Senin, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan udara di kamp pengungsi itu sebagai insiden tragis, dan menambahkan penyelidikan terhadap kejadian tersebut sedang berlangsung.
Mahkamah Internasional pada Jumat (24/5) memerintahkan Israel menghentikan operasi militernya di Rafah.
Ketua Hakim Mahkamah Internasional Nawaf Salam mengatakan Israel harus memastikan akses tanpa hambatan ke wilayah tersebut untuk misi yang menyelidiki tuduhan genosida, serta untuk bantuan kemanusiaan.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Presiden Turki dan PM Spanyol bahas serangan Israel di Gaza
Baca juga: Hamas tolak berunding pascaserangan Israel di Rafah
Penerjemah: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2024
Tags: