Banjarmasin (ANTARA News) - Anggota DPR RI Gusti Iskandar Sukma Alamsyah menilai kenaikan harga elpiji 12 kilogram hingga 68 persen sudah di luar kewajaran sehingga pihaknya akan meminta Pertamina untuk melakukan evaluasi terhadap kenaikan tersebut.

Gusti Iskandar anggota Komisi VII asal daerah pemilihan Kalsel, di Banjarmasin, Jumat, dihubungi via telepon mengatakan, pihaknya akan segera memanggil Pertamina untuk mempertanyakan kenaikan harga elpiji 12 kilogram yang cukup signifikan tersebut.

"Kenaikan harga elpiji 12 kg hingga 68 persen sudah di luar kewajaran, pemerintah jangan hanya diam saja," katanya.

Menurut dia, pada pemanggilan tersebut, Komisi VII yang membidangi Pertambangan dan Energi akan meminta Pertamina kembali mengevaluasi kebijakan kenaikan tersebut, sehingga tidak terlalu memberatkan masyarakat.

"Pertamina jangan hanya berpikir profit oriented, tapi juga harus mempertimbangkan kondisi sosial kemasyarakatan, apalagi menjelang Pemilu seperti sekarang ini," katanya.

Kenaikan harga elpiji yang cukup signifikan, kata dia, membuat kebijakan pemerintah seakan-akan tidak berpihak kepada rakyat, sehingga pemerintah harus turun tangan untuk membantu masyarakat menghadapi kenaikan harga yang luar biasa ini.

Apalagi, tambah dia, kini elpiji bersubsidi tiga kilogram, di Kalimantan Selatan, sedang mengalami kelangkaan dan harganya pun ikut melambung dari seharusnya Rp15.500 per tabung menjadi Rp30 ribu pertabung.

Masyarakat baru saja menikmati konversi minyak tanah ke gas elpiji 3 kilogram, namun kenyataannya, masa-masa mudah mendapatkan elpiji 3 kilogram tidak berlangsung lama.

"Saat ini di Kalimantan Selatan elpiji 3 kilogram mulai sulit didapat, kemudian ditambah lagi dengan kenaikan signifikan elpiji 12 kilogram, kondisi ini sangat tidak mengenakan buat rakyat," tambahnya.

Sehingga, tambah dia, Pertamina harus arif, jangan hanya berorientasi keuntungan saja.

Pascapengumuman, kenaikan harga elpiji 12 kilogram di Banjarmasin, menjadi Rp160 ribu per tabung dari sebelumnya hanya berkisar Rp95 ribu hingga Rp100 ribu pertabung.

Kenaikan elpiji 12 kilogram tersebut, membuat harga elpiji tiga kilogram juga semakin sulit dikendalikan, sehingga perlu segera ada solusi tepat untuk membantu masyarakat keluar dari berbagai tekanan persoalan ekonomi.(*)