ILO, serikat pekerja sektor garmen RI luncurkan aplikasi pengaduan
27 Mei 2024 15:55 WIB
Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan serikat pekerja Indonesia sektor garmen meluncurkan aplikasi pengaduan bagi pekerja sektor garmen di Jakarta, Minggu (26/5/2024). (ANTARA/HO-ILO)
Jakarta (ANTARA) - Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan serikat pekerja Indonesia sektor garmen meluncurkan aplikasi pengaduan bagi pekerja sektor garmen di Jakarta, Minggu (26/5).
Menurut keterangan tertulis ILO yang diterima di Jakarta, Senin, aplikasi tersebut resmi diluncurkan oleh Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor-Leste Simrin Singh, Presiden KSBSI Elly Rosita Silaban, Presiden KSPSI Andi Gani Nana Wea, Sekretaris Jendera KSPI Ramidi.
“Mekanisme pengaduan yang efektif sangat penting untuk menyelesaikan konflik melalui dialog dan negosiasi dan untuk mendorong lingkungan kerja yang kondusif demi bisnis yang berkelanjutan,” kata Simrin Singh.
Singh juga mengatakan bahwa permohonan pengaduan tersebut menunjukkan dukungan berkelanjutan dari ILO untuk memastikan realisasi hak-hak pekerja sebagai bagian dari elemen pekerjaan yang layak.
Sementara itu, Presiden KSBSI Elly Rosita Silaban berharap pembuatan aplikasi tersebut dapat direplikasi ke sektor lain dan juga dapat melibatkan konfederasi dan federasi lain secara luas.
“Aplikasi inovatif ini penting bagi pekerja Indonesia karena dapat diakses oleh pekerja secara nasional dan karena aplikasi ini juga menjaga kerahasiaan pekerja, aplikasi ini dapat semakin mendorong para pekerja untuk bersuara dan memperjuangkan hak kerja mereka,” katanya.
Sementara itu, Presiden KSPSI Andi Gani Nana Wea menyatakan bahwa aplikasi tersebut dapat menjadi pelengkap dari Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan dan Perburuhan yang baru dibentuk oleh Kepolisian Republik Indonesia.
Proyek SIRI ILO telah mengembangkan aplikasi eksklusif untuk setiap federasi yang disesuaikan dengan identitas unik dan kebutuhan spesifik mereka, yaitu SoPaN, Teman Garteks dan Hallo Siola.
Aplikasi tersebut dibuat untuk memudahkan pengaduan dan penyampaian aspirasi dari anggota federasi dan/atau non anggota, serta mudah digunakan dan diakses oleh para penggunanya.
Para pengguna dapat dengan mudah melaporkan keluhan dan/atau menyampaikan aspirasi dengan mengisi formulir yang telah disediakan dan bukti pendukung yang diperlukan berupa foto, video dan dokumen.
Keluhan atau aspirasi yang disampaikan akan ditinjau dan diverifikasi oleh pengurus serikat pekerja yang akan mengambil tindakan yang diperlukan, termasuk tindakan negosiasi dan mediasi dengan manajemen untuk mencapai solusi yang saling menguntungkan.
Proyek SIRI ILO yang didanai oleh Pemerintah Kanada itu bertujuan untuk membangun kapasitas pekerja sektor garmen dan perwakilan mereka agar dapat secara efektif mengorganisir dan mewakili seluruh pekerja di sektor garmen Indonesia serta berpartisipasi lebih aktif dan inklusif dalam advokasi kebijakan utama nasional.
Baca juga: Produksi biomassa PLTU Tembilahan Riau serap tenaga kerja lokal
Baca juga: Buruh rokok harap pemerintah tak naikkan cukai rokok SKT pada 2025
Menurut keterangan tertulis ILO yang diterima di Jakarta, Senin, aplikasi tersebut resmi diluncurkan oleh Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor-Leste Simrin Singh, Presiden KSBSI Elly Rosita Silaban, Presiden KSPSI Andi Gani Nana Wea, Sekretaris Jendera KSPI Ramidi.
“Mekanisme pengaduan yang efektif sangat penting untuk menyelesaikan konflik melalui dialog dan negosiasi dan untuk mendorong lingkungan kerja yang kondusif demi bisnis yang berkelanjutan,” kata Simrin Singh.
Singh juga mengatakan bahwa permohonan pengaduan tersebut menunjukkan dukungan berkelanjutan dari ILO untuk memastikan realisasi hak-hak pekerja sebagai bagian dari elemen pekerjaan yang layak.
Sementara itu, Presiden KSBSI Elly Rosita Silaban berharap pembuatan aplikasi tersebut dapat direplikasi ke sektor lain dan juga dapat melibatkan konfederasi dan federasi lain secara luas.
“Aplikasi inovatif ini penting bagi pekerja Indonesia karena dapat diakses oleh pekerja secara nasional dan karena aplikasi ini juga menjaga kerahasiaan pekerja, aplikasi ini dapat semakin mendorong para pekerja untuk bersuara dan memperjuangkan hak kerja mereka,” katanya.
Sementara itu, Presiden KSPSI Andi Gani Nana Wea menyatakan bahwa aplikasi tersebut dapat menjadi pelengkap dari Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan dan Perburuhan yang baru dibentuk oleh Kepolisian Republik Indonesia.
Proyek SIRI ILO telah mengembangkan aplikasi eksklusif untuk setiap federasi yang disesuaikan dengan identitas unik dan kebutuhan spesifik mereka, yaitu SoPaN, Teman Garteks dan Hallo Siola.
Aplikasi tersebut dibuat untuk memudahkan pengaduan dan penyampaian aspirasi dari anggota federasi dan/atau non anggota, serta mudah digunakan dan diakses oleh para penggunanya.
Para pengguna dapat dengan mudah melaporkan keluhan dan/atau menyampaikan aspirasi dengan mengisi formulir yang telah disediakan dan bukti pendukung yang diperlukan berupa foto, video dan dokumen.
Keluhan atau aspirasi yang disampaikan akan ditinjau dan diverifikasi oleh pengurus serikat pekerja yang akan mengambil tindakan yang diperlukan, termasuk tindakan negosiasi dan mediasi dengan manajemen untuk mencapai solusi yang saling menguntungkan.
Proyek SIRI ILO yang didanai oleh Pemerintah Kanada itu bertujuan untuk membangun kapasitas pekerja sektor garmen dan perwakilan mereka agar dapat secara efektif mengorganisir dan mewakili seluruh pekerja di sektor garmen Indonesia serta berpartisipasi lebih aktif dan inklusif dalam advokasi kebijakan utama nasional.
Baca juga: Produksi biomassa PLTU Tembilahan Riau serap tenaga kerja lokal
Baca juga: Buruh rokok harap pemerintah tak naikkan cukai rokok SKT pada 2025
Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2024
Tags: