New York (ANTARA News) - Kurs dolar menguat terhadap euro pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena investor didorong kembali ke greenback dan mengirim imbal hasil obligasi AS lebih rendah.

Pada 22.00 GMT (Jumat 05.00 WIB), euro berada di 1,3665 dolar, dibandingkan dengan 1,3753 dolar pada Selasa, sebelum liburan Tahun Baru.

Yen Jepang menguat terhadap keduanya, dengan dolar dibeli 104,69 yen dibandingkan dengan 105,33 yen, dan euro merosot menjadi 143,06 yen dari 144,89 yen.

Pembelian dolar mengirim harga obligasi AS lebih tinggi. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS 10-tahun turun menjadi 2,99 persen dari 3,03 persen.

Data ekonomi AS memberikan sedikit dorongan untuk pasar: indeks manufaktur ISM untuk Desember sedikit lebih rendah, aplikasi asuransi pengangguran baru turun sedikit pada pekan lalu, dan belanja konstruksi didorong lebih tinggi pada November.

Di zona euro, aktivitas manufaktur menunjukkan pertumbuhan terbaik dalam 31 bulan pada Desember, menurut indeks Markit.

Di China, dengan perbandingan, indeks manufaktur HSBC menunjukkan laju pertumbuhan paling lambat dalam tiga bulan.

"Baik euro maupun franc Swiss telah terpukul keras oleh perlambatan aktivitas manufaktur China," kata Kathy Lien dari BK Asset Management.

"Ketidakrataan dari pemulihan (zona euro) adalah salah satu alasan utama mengapa kami memperkirakan euro berkinerja buruk terhadap dolar tahun ini. Kurs 1,35 dolar sekarang di depan mata," katanya.

Pound Inggris merosot menjadi 1,6444 dolar dari 1,6570 dolar, sementara dolar naik menjadi 0,8991 franc Swiss dari 0,8922 franc.

(Uu.A026)