TNI tegaskan kabar RSUD Madi di Paniai ditutup hoax
26 Mei 2024 21:50 WIB
Gelar Pasukan Sejumlah prajurit Yonkav Kodam Cendrawasih Papua, berada di kendaraan tempur mereka ketika melakukan patroli di kota Timika, Papua, Rabu (30/11). Sebanyak 750 personil TNI/Polri disiagakan untuk mengantisipasi peringatan 1 Desember di sekitar Timika. (FOTO ANTARA/Spedy Paereng)
Jakarta (ANTARA) - Kepala Penerangan Komando Daerah Militer (Kapendam) XVII/Cendrawasih Letkol Infanteri Candra Kurniawan menegaskan kabar yang menyebut aparat gabungan TNI dan Polri mengusir pasien dan menutup ruang IGD RSUD Madi di Paniai merupakan kabar bohong (hoax).
Kapendam menilai kabar bohong itu sengaja disiarkan oleh kelompok separatis OPM untuk membuat kegaduhan, karena yang dilakukan aparat gabungan TNI dan Polri di RSUD Madi, Paniai, Papua Tengah, mengamankan fasilitas kesehatan itu dari ancaman OPM, yang diyakini berniat membakar rumah sakit.
“Berita yang menyebar itu adalah hoax yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini, aparat TNI dari Batalyon Infanteri (Yonif) 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai, karena ada pengaduan dari masyarakat gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,” kata Kapendam Cendrawasih saat dihubungi di Jakarta, Minggu.
Dia menambahkan kehadiran aparat gabungan TNI-Polri di RSUD Madi Paniai juga atas permintaan tim medis yang khawatir keselamatannya terancam oleh kelompok separatis OPM.
Dalam kesempatan yang sama, Kapendam Cendrawasih juga menjelaskan sejumlah narasi yang menyesatkan di media sosial, termasuk di antaranya isu pasien anak-anak dipaksa cari rumah sakit, pintu RSUD ditutup dengan cara dipalang, dan sejumlah foto-foto lama kembali beredar dengan narasi yang keliru.
Penerangan Kodam Cendrawasih, Candra menjelaskan, telah menghubungi langsung pihak rumah sakit dan mencari tahu kebenaran video dan foto-foto yang beredar di media sosial itu. Beberapa penjelasan dari pihak RSUD, antara lain kunci pintu rumah sakit rusak, sehingga pintu dipalang agar obat-obatan dan peralatan medis tidak hilang.
“Tenaga medis dan pihak RSUD Madi membantah berita hoax itu. Bahkan, menegaskan bahwa pegawai RSUD menutup pintu dengan cara memalang, karena takut obat-obatan dan alat medis hilang. Sedangkan, pasien anak-anak dialihkan ke RS Deiyai, karena RSUD Madi tidak punya dokter spesialis anak,” kata Kapendam.
“Jadi, sekarang sudah jelas bahwa TNI tidak pernah mengusir pasien. Foto itu (yang beredar di media sosial) kejadian lama, sedangkan saat ini tidak seperti itu kondisinya. Jadi, semua itu hoax yang sengaja dihembuskan oleh gerombolan OPM dan simpatisannya,” sambung Candra.
Beberapa daerah di Kampung Madi, Paniai, pada minggu ini menjadi sasaran amuk OPM. Kelompok itu membakar beberapa bangunan sekolah dan belasan kios di Kampung Madi, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, Selasa malam (21/5).
Kapendam menilai kabar bohong itu sengaja disiarkan oleh kelompok separatis OPM untuk membuat kegaduhan, karena yang dilakukan aparat gabungan TNI dan Polri di RSUD Madi, Paniai, Papua Tengah, mengamankan fasilitas kesehatan itu dari ancaman OPM, yang diyakini berniat membakar rumah sakit.
“Berita yang menyebar itu adalah hoax yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini, aparat TNI dari Batalyon Infanteri (Yonif) 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai, karena ada pengaduan dari masyarakat gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,” kata Kapendam Cendrawasih saat dihubungi di Jakarta, Minggu.
Dia menambahkan kehadiran aparat gabungan TNI-Polri di RSUD Madi Paniai juga atas permintaan tim medis yang khawatir keselamatannya terancam oleh kelompok separatis OPM.
Dalam kesempatan yang sama, Kapendam Cendrawasih juga menjelaskan sejumlah narasi yang menyesatkan di media sosial, termasuk di antaranya isu pasien anak-anak dipaksa cari rumah sakit, pintu RSUD ditutup dengan cara dipalang, dan sejumlah foto-foto lama kembali beredar dengan narasi yang keliru.
Penerangan Kodam Cendrawasih, Candra menjelaskan, telah menghubungi langsung pihak rumah sakit dan mencari tahu kebenaran video dan foto-foto yang beredar di media sosial itu. Beberapa penjelasan dari pihak RSUD, antara lain kunci pintu rumah sakit rusak, sehingga pintu dipalang agar obat-obatan dan peralatan medis tidak hilang.
“Tenaga medis dan pihak RSUD Madi membantah berita hoax itu. Bahkan, menegaskan bahwa pegawai RSUD menutup pintu dengan cara memalang, karena takut obat-obatan dan alat medis hilang. Sedangkan, pasien anak-anak dialihkan ke RS Deiyai, karena RSUD Madi tidak punya dokter spesialis anak,” kata Kapendam.
“Jadi, sekarang sudah jelas bahwa TNI tidak pernah mengusir pasien. Foto itu (yang beredar di media sosial) kejadian lama, sedangkan saat ini tidak seperti itu kondisinya. Jadi, semua itu hoax yang sengaja dihembuskan oleh gerombolan OPM dan simpatisannya,” sambung Candra.
Beberapa daerah di Kampung Madi, Paniai, pada minggu ini menjadi sasaran amuk OPM. Kelompok itu membakar beberapa bangunan sekolah dan belasan kios di Kampung Madi, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, Selasa malam (21/5).
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024
Tags: