“Misalnya obesitas menangani nafsu makan, lemak, lambung, yang menjadi faktor risiko hiperglikemi,” katanya dalam diskusi mengenai akupuntur sebagai terapi komplementari diabetes yang diikuti secara daring di Jakarta, Minggu.
Aswadi mengatakan jika faktor risiko lebih dini dieliminasi, maka akan semakin mudah mengobati diabetes-nya dibandingkan ketika sudah mengalami komplikasi. Akupuntur bisa dimanfaatkan mengontrol nafsu makan, menurunkan berat badan, atau menahan agar tidak cepat lapar.
Baca juga: Manfaat tanaman herbal untuk obat tambahan diabetes
Baca juga: Laki-laki lebih berisiko mengalami komplikasi diabetes
“Sebenarnya ini bisa di kontrol, gula darah tinggi pencetus diabetes bisa sangat dicegah tapi kebanyakan orang tidak menyadari bahwa simpatis kita sangat tinggi sedangkan dopaminnya rendah, ini yang mungkin mudah untuk cemas stres,” kata Aswadi.
Saat gula darah naik, penyerapan glukosa di lambung menjadi tinggi, lalu ada hormon inkretin yang dilepaskan ketika makan untuk memicu tubuh mengeluarkan insulin. Namun pada orang dengan hiperglikemia, hormon tersebut tidak bekerja baik sehingga produksi insulin akan berkurang untuk menurunkan gula darah.
Resistensi insulin inilah yang dapat membuat gula dalam darah tidak bisa terserap otot dan gula menjadi tinggi, glukosa membuat lemak menjadi bebas dan menyebabkan terjadinya hipolistis.
Dengan akupuntur, hal tersebut dapat dicegah, namun modalitas akupuntur tidak bisa berdiri sendiri. Akupuntur merupakan sekelompok pengobatan yang di dalamnya termasuk juga herbal, pengaturan pola makan, latihan fisik (exercise) dan pijat. Penggabungan akupuntur dan herbal juga tidak membuat gula darah penderita diabetes menjadi turun secara drastis hingga menyebabkan hipoglikemi, sehingga aman untuk di kombinasikan.
Aswadi mengatakan akupuntur hanya memberikan stimulasi ke tubuh dan tubuh akan memberikan sinyal kembali, makanan akan lambat diserap sehingga kenaikan gula darah tidak akan terlalu cepat.
“Akupuntur adalah pengobatan nonfarmakologi, di sini juga akan meregulasi emosional terapi juga psikis, sehingga ada perbaikan kondisi diabetes bisa lebih baik, ketika akupuntur dilakukan bersama herbal tidak menurunkan gula darah orang diabetes sama sekali secara tiba-tiba, jadi aman,” tambahnya.
Ia menjelaskan menambah akupuntur bagi pasien diabetes yang mendapat terapi farmakologis atau pengobatan konvensional dapat berkontribusi pada peningkatan kontrol glikemik dan optimalisasi dosis farmakologis sehingga dosis pengobatan dapat diturunkan.
Baca juga: Akupuntur dapat kurangi efek samping dan keluhan pasien kanker
Baca juga: Akunpuntur bantu kurangi nyeri pada wanita menopause
Baca juga: Dokter: Akupuntur bisa bantu atasi masalah obesitas
Baca juga: Akupuntur dapat kurangi efek samping dan keluhan pasien kanker
Baca juga: Akunpuntur bantu kurangi nyeri pada wanita menopause
Baca juga: Dokter: Akupuntur bisa bantu atasi masalah obesitas