Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) Boediono mengatakan bahwa ada empat faktor risiko yang harus dicermati dan diantisipasi oleh para pelaku ekonomi di Tanah Air tahun 2014.

"Yaitu likuiditas global, harga minyak dunia, harga bahan pangan dan kondisi politik di dalam negeri," katanya pada pembukaan perdagangan saham Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) mengurangi stimulus keuangan berkaitan dengan likuiditas global.

"Satu hal yang perlu digarisbawahi dari pengetatan likuiditas itu berbeda dengan yang kita alami pada tahun 1997-1998 dan 2008-2009, saat ini trigger-nya bukan dari perusahaan finansial tetapi dari perbaikan ekonomi negara maju," papar Wapres.

Dalam mengantisipasi pengetatan likuiditas global, ia menjelaskan, pemerintah cukup memiliki waktu untuk merespons.

Lembaga keuangan, fiskal dan sektor riil sudah melakukan koordinasi cukup lama sehingga lebih siap menghadapi sentimen negatif.

"Postur posisi fiskal kita saat ini bagus, sektor keuangan juga menunjukan indikator yang baik. Berharap variabel fundamental makro ekonomi nasional berjalan tuntas untuk menghadapi likuiditas baru, kita siap menghadapi perubahan postur likuiditas ini," kata Wapres.

Tentang harga minyak, Boediono mengatakan bahwa posisi harga saat ini mendekati keseimbangan jangka panjang namun itu semua tergantung pada situasi geopolitik beberapa negara penghasil minyak.

Di dalam negeri, lanjut dia, faktor produksi minyak dan konsumsi bahan bakar minyak nasional perlu dicermati.

"Volume yang ditargetkan masih on track, kalau suatu saat butuh action dengan cara pakem dari peningkatan konsumsi, pemerintah tidak akan ragu, harga minyak itu masuk dalam current account," kata Boediono.

Ia menjelaskan pula bahwa harga bahan pangan masuk dalam perhitungan indeks harga konsumen dan inflasi, yang merupakan determinan utama bagi pelaku pasar uang.

"Inflasi merupakan determinan utama yang masuk ke dalam pelaku keuangan, sangat penting untuk mengendalikan dan dikawal dengan baik. Pengalaman kita, harga bahan makanan tidak bisa diinsulasi di luar negeri, selalu berkorelasi sehingga harga di luar negeri juga penting untuk diamati," katanya.

Wapres juga memaparkan bahwa tahun 2014 adalah tahun politik.

"Pemilu 2004 dan 2009 diharapkan bisa berulang di 2014 sehingga berjalan dengan lancar dan aman. Itu impian kita, demokrasi berjalan dengan baik," katanya.

"Saya yakin di semester dua 2014 itu akan terbentuk political capital yang cukup memiliki ruang, dan bisa dimanfaatkan pemerintah yang baru sebaik-baiknya," tambah dia.


Proyek Infrastruktur

Boediono juga menyebutkan hal-hal positif bagi pertumbuhan ekonomi tahun 2014, seperti selesainya sejumlah proyek infrastruktur penting.

Proyek infrastruktur penting seperti pelabuhan udara, jalan tol dan arteri, jalur ganda rel kereta api Jakarta-Surabaya dan pelabuhan laut sudah selesai dan bisa dioperasikan tahun ini.

"Ada Bandara Ngurah Rai di Bali, Kualanamu di Medan, Djuanda di Surabaya dan di Balikpapan akan segera beroperasi. Saya tahu ada banyak keluhan di airport yang sangat padat seperti Soekarno Hatta," katanya.

Sementara proyek infrastruktur jalan tol yang akan dioperasikan tahun 2014 antara lain jalan tol Bandara Kualanamu dan jalur ganda Kereta Api Jakarta-Surabaya.

Beberapa pelabuhan besar baru seperti New Priok Kali Baru dan Teluk Lamong juga akan dioperasikan tahun 2014.

"Itu akan menurunkan biaya transportasi barang dan mengurangi beban dijalanan dan kecelakaan. Diharapkan memperlancar arus distribusi barang, terutama bahan pangan," jelasnya.

"Dengan sektor riil yang bergerak, sektor keuangan stabil maka pasar modal Indonesia juga dapat mencapai prestasi untuk tahun selanjutnya," kata demikian Boediono.