"Kunjungan tidak ditutup tapi dibatasi, areal kunjungan sesuai arahan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dengan radius aman 250 meter," kata Kepala Balai TN Kelimutu Budi Mulyanto ketika dihubungi dari Kupang, Sabtu.
Gunung Kelimutu merupakan gunung api tipe strato yang memiliki tiga danau kawah, yakni Kawah 1 (Tiwu Ata Polo), Kawah 2 (Tiwu Koofai Nuwamuri), dan Kawah 3 (Tiwu Ata Bupu).
Ia mengatakan pembatasan dilakukan pada Kawah 1 dan 2 yang tidak boleh didekati oleh pengunjung.
Baca juga: PVMBG: Gunung Kelimutu di NTT kini berstatus Waspada, jauhi kawah
Selain itu, perluasan sebaran endapan belerang di permukaan air danau Kawah 2 menunjukkan peningkatan aktivitas sistem magmatik-hidrotermal di bawahnya.
Perubahan warna air danau kawah, sebaran belerang yang intensif, didukung peningkatan kegempaan mengindikasikan terjadi suplai magma ke permukaan.
Dengan demikian, katanya, potensi ancaman bahaya Gunung Kelimutu saat ini erupsi freatik dan magmatik yang menghasilkan lontaran material dalam radius 250 meter serta hujan abu yang dapat terjadi dengan jarak dan intensitas tergantung arah dan kecepatan angin.
Budi menyebut belum ada dampak signifikan yang terlihat dari pembatasan itu pada sektor pariwisata.
Peningkatan status ini dilakukan pada Jumat (24/5), pukul 13.00 Wita sehingga pembatasan mulai dilakukan setelah hal itu.
Namun, ia berharap, para pengunjung dan wisatawan tetap mematuhi aturan yang telah dikeluarkan untuk keselamatan bersama.
"Masyarakat diimbau bijaksana dan berhati-hati dalam berkunjung, patuhi semua imbauan yang sudah diberikan," ucapnya.
Setelah kenaikan status aktivitas vulkanik Gunung Kelimutu menjadi Level II, Badan Geologi merekomendasikan masyarakat atau pengunjung di sekitar gunung tersebut tidak berada di radius 250 meter dari tepi kawah.
Baca juga: Badan Geologi: Terjadi perubahan warna air Danau Kelimutu di Ende NTT
Baca juga: Melihat potensi agrowisata stroberi di Taman Nasional Kelimutu
Baca juga: Melirik potensi wisata desa penyangga TN Kelimutu Detusoko Barat Ende