Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan Wahyu Hidayah mengatakan potensi ekspor itu perlu dioptimalkan, karena produksi mangga asal daerahnya cukup tinggi yakni sekitar 23.901 ton pada 2023.
Baca juga: Barantin kawal percepatan ekspor mangga ke Jepang potensi Rp140 miliar
Dalam pelatihan itu, kada dia, para petani mangga diberikan pemahaman terkait metode pengendalian lalat buah melalui penerapan teknologi top working dan pembungaan off season.
Lewat penerapan metode tersebut, para petani dapat meningkatkan kualitas produksi sesuai standar ekspor Jepang yang menekankan agar mangga terbebas dari hama lalat buah.
“Desa Sukadana merupakan kampung mangga di Kecamatan Ciawigebang. Sukadana menjadi salah satu dari beberapa kampung hortikultura yang sedang dikembangkan di Kabupaten Kuningan,” ujarnya.
Menurut dia, para petani di desa itu juga telah memperoleh bantuan fasilitas berupa bangsal pengolahan sehingga mereka dapat menghasilkan produk turunan dari buah mangga seperti pure, jus dan dodol.
Selain itu, pihaknya berkomitmen untuk terus membantu petani dalam fasilitasi pemenuhan peluang ekspor tersebut sehingga produk buah mangga asal Kuningan khususnya varietas gedong gincu bisa tembus ke pasar Jepang.
Baca juga: Kementan lepas ekspor produk perkebunan ke pasar Asia dan Eropa
“Di Kabupaten Kuningan sampai akhir 2023, terdapat batang pohon mangga yang tersebar di 6.892 hektare lahan dengan pohon yang menghasilkan berjumlah 335.807 pohon. Tingkat produktivitasnya mencapai 87,24 kg per pohon,” ucap dia.