Jakarta (ANTARA) - Pimpinan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau warga dan pemerintah daerah di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat (Kalbar), untuk meningkatkan kesiapsiagaan atas adanya potensi bencana banjir dan longsor susulan.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, mengatakan
bencana susulan dimungkinkan terjadi merujuk hasil prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang melaporkan Kabupaten Landak dan sekitarnya berpotensi dilanda hujan intensitas lebat, Sabtu (25/5).

"Menyikapi hal tersebut maka kami mengimbau kepada warga setempat supaya meningkatkan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi banjir susulan serta longsoran di titik lainnya," kata dia.

Dalam imbauannya BNPB mengharapkan kepada warga untuk selalu memperhatikan dan mengikuti perkembangan informasi dan peringatan dini cuaca BMKG, serta mematuhi arahan atau panduan dari pemerintah Kabupaten Landak yang telah menerapkan Status Tanggap Darurat selama 45 hari terhitung mulai tanggal 22 Mei - 6 Juli 2024.

Baca juga: BPBD Kalbar: Banjir di Kabupaten Landak mulai surut

Baca juga: BPBD Kalbar: 1.242 warga di Landak terdampak banjir


Bila hujan telah mengguyur lebih dari 120 menit dan jarak pandang menurun hingga kurang dari 100 meter, maka masyarakat di pesisir sungai/lereng bukit diharapkan untuk segera berlindung atau mengevakuasi diri karena kondisi demikian membuka kemungkinan terjadi bencana banjir, tanah longsor, dan lainnya.

Tim Pusdalops BNPB melaporkan ada lima Kecamatan di Kabupaten Landak; Ngabang, Jelimpo, Kuala Behe, Air Besar, dan Sengah Temila yang dilanda bencana banjir disertai tanah longsor setelah diguyur hujan intensitas lebat pada Rabu (22/5).

Banjir tersebut saat ini sudah berangsur surut setelah sebelumnya menggenangi sebanyak 2.150 rumah warga dengan ketinggian muka air mencapai 1,7 meter.

Tidak ada laporan korban jiwa atau luka-luka dalam peristiwa alam itu namun berdasarkan data sementara BNPB, setidaknya lima keluarga yang mengungsi ke posko pengungsian di Kantor Kecamatan Ngabang karena rumah mereka terdampak banjir cukup parah.

BNPB pun memastikan selain menjamin kebutuhan pokok warga terpenuhi selama masa tanggap darurat, pemerintah pun juga terus berupaya memulihkan dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh bencana banjir dan longsor tersebut.

Pemerintah Kabupaten Landak dan Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit setempat telah mengerahkan sebanyak dua unit alat berat untuk membantu perbaikan sebanyak 3 unit jembatan penghubung yang rusak, dan membersihkan material longsor yang menutup akses jalan di Kecamatan Ngabang dan Kecamatan Jelimpo.*

Baca juga: 175 rumah di Kecamatan Meranti terendam banjir

Baca juga: Bupati: Banjir di Kabupaten Landak mulai surut