TNI AL dan Angkatan Laut India patroli bersama di Selat Malaka
23 Mei 2024 20:55 WIB
Tangkapan layar prajurit dan kapal perang Angkatan Laut India sandar di Dermaga CT-3 BPKS Sabang, Aceh, Rabu (22/5/2024), dalam rangkaian Patroli Terkoordinasi India-Indonesia (Patkor Indindo) Ke-42 sebagaimana diunggah dalam akun resmi Instagram Penerangan Gugus Keamanan Laut Komando Armada I TNI AL @guskamla_1. ANTARA/Genta Tenri Mawangi.
Jakarta (ANTARA) - Prajurit TNI Angkatan Laut dari Gugus Keamanan Laut (Guskamla) Komando Armada I dan prajurit Angkatan Laut India melakukan patroli bersama di perairan sepanjang perbatasan dua negara di Selat Malaka sejak pekan lalu sampai Kamis.
Dalam Patroli Terkoordinasi (Patkor) India-Indonesia (Indindo) Ke-42, TNI AL mengerahkan korvet Kelas Parchim-nya KRI Sultan Thaha Saifuddin-376 dari Satuan Kapal Eskorta Komando Armada I dan pesawat CN 235-220 MPA P-8305, sementara Angkatan Laut India mengerahkan korvet Kelas Kora, yaitu INS Kulis-P63 dan INS Chetlat-T70, serta satu kapal serbu cepatnya.
Bagian Penerangan Gugus Keamanan Laut Komando Armada I TNI AL dalam siaran pers yang dikonfirmasi di Jakarta, Kamis, menjelaskan Komandan Gugus Keamanan Laut Koarmada I TNI AL Laksamana Pertama TNI Anung Sutanto bersama Laksamana Pertama Prashant Handu selaku ketua delegasi Angkatan Laut India secara resmi menutup patroli terkoordinasi itu di Markas Komando Pangkalan TNI AL (Lanal) Sabang, Aceh, Kamis.
Dalam sambutannya, Laksma Anung Sutanto mengumumkan latihan itu resmi berakhir dan diharapkan dapat menambah kemampuan serta pengalaman angkatan laut India dan Indonesia.
"Jadikanlah latihan dan patroli bersama yang telah dilaksanakan menjadi bekal dalam kedinasan sebelumnya," kata Anung kepada jajaran prajurit Gugus Keamanan Laut Koarmada I TNI AL.
Dia juga menekankan kembali Patroli Terkoordinasi India dan Indonesia, yang digelar rutin setiap tahun oleh angkatan laut kedua negara, bertujuan memastikan perairan di sekitar Laut Andaman dan Selat Malaka tetap aman sehingga kapal-kapal dapat terus berlayar tanpa ada gangguan.
Di perairan itu, beberapa ancaman yang berpotensi muncul mencakup perompakan oleh kelompok-kelompok bajak laut, penyelundupan manusia ataupun barang-barang ilegal seperti narkoba.
Patroli Terkoordinasi India-Indonesia Ke-42 dibuka bersama-sama oleh angkatan laut dua negara di India pada Jumat (17/5) dan ditutup di Indonesia pada Kamis.
Dalam kegiatan itu, kapal-kapal perang dari dua negara tak hanya berpatroli bersama-sama, tetapi juga latihan bersama.
Beberapa materi latihan yang digelar dalam Patkor Indindo Ke-42 mencakup passing exercise, latihan manuver taktis, replenishment at sea (RAS), dan visit board search and seizure (VBSS).
RAS merupakan latihan yang melatih keterampilan pengawak kapal untuk mengisi bahan bakar atau mengirimkan barang dari satu kapal ke kapal lainnya saat kapal-kapal itu berlayar di tengah laut, sementara VBSS merupakan latihan mencegat dan menggeledah kapal saat berlayar di tengah laut.
"Adanya kerja sama ini akan menciptakan efek gentar terhadap semua aktivitas ilegal di laut, khususnya di perbatasan perairan Indonesia dan India. Isu maritim yang berkembang di wilayah perbatasan India-Indonesia, salah satunya adalah kejahatan transnasional yang sulit dihindari. Contohnya, masuknya imigran Rohingya ke perairan Indonesia melalui Laut Andaman," kata Danguskamla.
Indonesia dan India berbagi kawasan perairan sepanjang kurang lebih 300 mil laut di Selat Malaka dan Laut Andaman. Dua perairan itu merupakan jalur utama pelayaran termasuk untuk kapal-kapal niaga.
Dalam Patroli Terkoordinasi (Patkor) India-Indonesia (Indindo) Ke-42, TNI AL mengerahkan korvet Kelas Parchim-nya KRI Sultan Thaha Saifuddin-376 dari Satuan Kapal Eskorta Komando Armada I dan pesawat CN 235-220 MPA P-8305, sementara Angkatan Laut India mengerahkan korvet Kelas Kora, yaitu INS Kulis-P63 dan INS Chetlat-T70, serta satu kapal serbu cepatnya.
Bagian Penerangan Gugus Keamanan Laut Komando Armada I TNI AL dalam siaran pers yang dikonfirmasi di Jakarta, Kamis, menjelaskan Komandan Gugus Keamanan Laut Koarmada I TNI AL Laksamana Pertama TNI Anung Sutanto bersama Laksamana Pertama Prashant Handu selaku ketua delegasi Angkatan Laut India secara resmi menutup patroli terkoordinasi itu di Markas Komando Pangkalan TNI AL (Lanal) Sabang, Aceh, Kamis.
Dalam sambutannya, Laksma Anung Sutanto mengumumkan latihan itu resmi berakhir dan diharapkan dapat menambah kemampuan serta pengalaman angkatan laut India dan Indonesia.
"Jadikanlah latihan dan patroli bersama yang telah dilaksanakan menjadi bekal dalam kedinasan sebelumnya," kata Anung kepada jajaran prajurit Gugus Keamanan Laut Koarmada I TNI AL.
Dia juga menekankan kembali Patroli Terkoordinasi India dan Indonesia, yang digelar rutin setiap tahun oleh angkatan laut kedua negara, bertujuan memastikan perairan di sekitar Laut Andaman dan Selat Malaka tetap aman sehingga kapal-kapal dapat terus berlayar tanpa ada gangguan.
Di perairan itu, beberapa ancaman yang berpotensi muncul mencakup perompakan oleh kelompok-kelompok bajak laut, penyelundupan manusia ataupun barang-barang ilegal seperti narkoba.
Patroli Terkoordinasi India-Indonesia Ke-42 dibuka bersama-sama oleh angkatan laut dua negara di India pada Jumat (17/5) dan ditutup di Indonesia pada Kamis.
Dalam kegiatan itu, kapal-kapal perang dari dua negara tak hanya berpatroli bersama-sama, tetapi juga latihan bersama.
Beberapa materi latihan yang digelar dalam Patkor Indindo Ke-42 mencakup passing exercise, latihan manuver taktis, replenishment at sea (RAS), dan visit board search and seizure (VBSS).
RAS merupakan latihan yang melatih keterampilan pengawak kapal untuk mengisi bahan bakar atau mengirimkan barang dari satu kapal ke kapal lainnya saat kapal-kapal itu berlayar di tengah laut, sementara VBSS merupakan latihan mencegat dan menggeledah kapal saat berlayar di tengah laut.
"Adanya kerja sama ini akan menciptakan efek gentar terhadap semua aktivitas ilegal di laut, khususnya di perbatasan perairan Indonesia dan India. Isu maritim yang berkembang di wilayah perbatasan India-Indonesia, salah satunya adalah kejahatan transnasional yang sulit dihindari. Contohnya, masuknya imigran Rohingya ke perairan Indonesia melalui Laut Andaman," kata Danguskamla.
Indonesia dan India berbagi kawasan perairan sepanjang kurang lebih 300 mil laut di Selat Malaka dan Laut Andaman. Dua perairan itu merupakan jalur utama pelayaran termasuk untuk kapal-kapal niaga.
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2024
Tags: