Jakarta (ANTARA News) - Kawasan pasar Tanah Abang pada Selasa ini begitu riuh, bukan hanya karena suara bising mesin kendaraan yang lalu lalang tetapi juga karena suara terompet plastik Tahun Baru yang dibunyikan sejumlah pedagang secara bergantian.
Menjelang malam Tahun Baru, para pedagang terompet plastik bermunculan. Salah satunya, Roni (35) yang mengaku telah berdagang terompet plastik sejak beberapa tahun yang lalu.
Tahun lalu, ia menjajakan dagangan terompet plastiknya di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta. Namun kali ini ia menjual dagangannya di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Perayaan tahun baru yang kerap diguyur hujan menjadikan penjualan terompet berbahan plastik laris manis di pasaran dibandingkan terompet berbahan dasar karton.
"Tahun lalu bisa sampe dapet untung Rp5 juta. Untuk sekarang, kalau terjual semua bisa dapet RP3 jutaaan lah," akunya.
"Kalo yang ini kan tahan hujan (air) terus awet sampai bertahun-tahun, bisa juga digantung di motor vespa buat klakson," ujarnya sembari menjajakan dagangannya.
Menurut pria yang sejak seminggu lalu menggelar dagangan terompet di kawasan Tanah Abang ini, kini nyaris tidak lagi ditemukan pedagang yang menjual terompet berbahan karton di kawasan pasar Tanah Abang.
"Coba saja, hampir semua pedagang jualnya yang plastik," katanya.
Pernyataan ini diamini pedagang terompet plastik lainnya, Kasmin (53). Ia mengatakan selain tahan air, terompet plastik nyaring suaranya sehingga disukai anak-anak.
"Tuh suaranya nyaring, kan," katanya sembari memainkan terompet dagangannya.
Roni mengatakan, biasanya dagangan terompetnya akan diserbu pembeli pada malam pergantian tahun. Ia mengaku setiap tahun dagangan terompetnya selalu habis terjual.
Saat ditanya soal penjualan terompet hingga kini, Roni enggan mengatakannya.
Terompet plastik dibanderol dengan harga Rp30 ribu. "Bisa nego jadi Rp20 ribu kok," kata Roni.
Riuh terompet plastik 20 ribuan di Tanah Abang
31 Desember 2013 16:13 WIB
Roni dan setumpuk terompet plastik dagangannya di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. (ANTARA News/Lia Wanadriani Santosa)
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013
Tags: