Sentani (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jayapura mengajak masyarakat dan pelajar di daerah ini untuk menanam satu pohon guna menekan emisi rumah kaca yang secara nasional tahun 2024 ditargetkan
kurang lebih sebesar 27,27 persen.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jayapura Abdul Rahman Basri di Sentani, Kamis mengatakan kampanye penyelamatan bumi dari efek rumah kaca harus dilakukan melalui sekolah-sekolah.

“Kami sudah menyampaikan kepada kepala-kepala sekolah untuk siswa-siswinya ikut mendukung penurunan emisi dari efek rumah kaca dengan menanam pohon bagi siswa yang akan menamatkan pendidikannya baik SMP maupun SMA/SMK,” katanya.

Menurut Basri, apa yang diusulkan sejak 2022 lalu telah diikuti oleh sekolah-sekolah di wilayah Kabupaten Jayapura dengan menanam satu pohon di lingkungan sekolah maupun di kawasan penyangga pegunungan cagar alam Cycloop.​

​​​​“Gerakan ini sangat baik sekali karena mampu membudayakan generasi muda di Kabupaten Jayapura untuk mencintai lingkungan,” ujarnya.

Baca juga: Pemkab Jayapura ajak masyarakat lindungi Cycloop dengan tanam pohon
Baca juga: Polres Jayapura rutin tanam pohon di kawasan penyangga CAP Cycloop

Dia menjelaskan bibit pohon ketika ada permintaan dari sekolah maka pihaknya langsung menyurati ke Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Papua dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua untuk meminta dukungan bibit pohon.

“Dan selama ini berapapun banyak pohon yang diminta selalu dipenuhi oleh DKLH dan BBKSDA Papua,” katanya.

Dia menambahkan selain pihak sekolah yang ikut mendukung penurunan emisi rumah kaca, tetapi juga Polres Jayapura yang ikut mendukung program tersebut.

“Jadi setiap anggota polisi di Polres Jayapura yang ingin melangsungkan pernikahan dinas maka wajib menanam pohon, dan ini bentuk nyata dari mendukung program penurunan emisi rumah kaca,” ujarnya.

Baca juga: Pemerintah siapkan dokumen NDC kedua jelang COP29 di Azerbaijan
Baca juga: Papua Barat susun tujuh strategi pengurangan emisi gas rumah kaca
Baca juga: BRIN ungkap ekosistem akuatik turut menyumbang emisi gas rumah kaca