Sumbawa Besar (ANTARA News) - Desa Mata, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi terisolasi dengan wilayah lain setelah jembatan penghubung satu-satunya dengan sejumlah desa terputus diterjang banjir setelah hujan deras beberapa hari ini.
Camat Tarano, Abdul Haris, ketika dihubungi pada Senin malam mengatakan bahwa menerima laporan robohnya jembatan di atas aliran Sungai Selinggar di pinggir Desa Mata, dan menjadi laporan ke pihak kabupaten.
"Tim kami sudah turun ke lapangan untuk melakukan olah data mengenai kerusakan jembatan sebagai bahan laporan ke pemerintah kabupaten," ujarnya.
Ia menyebutkan, pihaknya berupaya secara maksimal untuk mengkomunikasikan robohnya jembatan yang sangat penting bagi warga desa tersebut ke pihak kabupaten, agar secepatnya diperbaiki.
"Kami harap masyarakat, khususnya di Desa Mata, bersabar sebab kejadian itu merupakan bencana yang tak terduga," ujarnya menambahkan.
Jalaluddin (40), warga Desa Mata, ketika dihubungi mengungkapkan bahwa jembatan penghubung dengan desa tetangganya itu terputus setelah diterjang air bah karena curah hujan deras di bagian hulu Sungai Selinggar.
Akibatnya, menurut dia, berbagai jenis kendaraan tidak lagi bisa ke luar maupun masuk Desa Mata, sehingga warga mengalami kesulitan, terutama dalam mengangkut hasil panen dan kebutuhan lainnya.
"Kalau kendaraan roda empat tidak bisa lewat sama sekali, sedangkan roda dua atau sepeda motor bisa digotong menyeberangi sungai oleh beberapa orang, meski arus airnya masih tergolong cukup dalam dan deras," ujarnya.
Namun demikian, Jalaluddin mengemukakan, untuk menyeberangkan sepeda motor memerlukan biaya yang cukup lumayan mahal sesuai permintaan orang-orang yang menggotongnya.
Oleh karena itu, ia menambahkan, warga Desa Mata sangat berharap, pemerintah segera dapat memperbaiki jembatan sepanjang 20 meter itu, agar aktivitas mereka kembali normal. (*)
Jembatan roboh, Desa Mata NTB terisolasi
30 Desember 2013 20:05 WIB
Ilustrasi jembatan roboh. (ANTARA/Irsan Mulyadi)
Pewarta: Siti Zulaeha
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013
Tags: