Kepala Seksi Lalu Lintas Sudin Perhubungan Jakarta Timur, Benhard Tobing di Jakarta, Rabu, mengatakan, rekayasa lalin di dua jalan ini dilakukan dengan buka-tutup arus kendaraan.
"Ini karena di lokasi tersebut sedang dilakukan pembangunan 'crossing' saluran air oleh Sudin SDA Jaktim, sehingga membuat jalan menjadi lebih sempit (bottle neck)," katanya.
Ia menegaskan, pelaksanaannya secara bertahap per lajur ruas jalan karena menyesuaikan proses pekerjaan 'crossing' saluran yang juga dilakukan dengan cara yang sama.
Baca juga: Pemkot Jaktim bangun enam saluran penghubung cegah banjir saat hujan
Plt Kasudin SDA Jakarta Timur, Abdul Rauf mengatakan, karena lokasi pekerjaan di jalan protokol yang setiap harinya dilintasi kendaraan maka perlu dilakukan koordinasi lintas sektor.
Rekayasa lalu lintas itu dilakukan agar kemacetan tidak parah karena adanya penyempitan jalur saat pembuatan 'crossing'.
"Kami mohon maaf kalau selama pembuatan saluran akan sedikit menghambat perjalanan warga yang melintas karena ini untuk kepentingan bersama," kata Rauf.
Baca juga: Lumpur 13 kali dan waduk serta saluran penghubung dikeruk di Jakarta
Sudin SDA juga memasang spanduk di jalan untuk menyosialisasikan pembangunan yang akan dikerjakan dalam rentang, 22-26 Mei 2024.
Sementara itu, Kepala Seksi Pembangunan Sudin SDA Jakarta Timur Tengku Saugi Zikri mengungkapkan, pekerjaan penghubung saluran air di Jalan I Gusti Ngurah Rai sepanjang 26 meter menggunakan "box culvert" ukuran 150x150 sentimeter.
"Ini akan menghubungkan saluran air di permukiman warga Jalan Bulak Raya, Klender menuju Jalan I Gusti Ngurah Rai hingga bermuara ke Kali Tegal Amba", jelasnya.
"Untuk di Jalan Raya Bogor, penghubung saluran air dibuat sepanjang 19 meter menggunakan 'box culvert' ukuran 150x150 sentimeter. Ini untuk menarik saluran air permukiman warga di Jalan Sarmili Kelurahan Rambutan menuju Kali Baru," kata Saugi.
Baca juga: DKI pasang bronjong batu di saluran penghubung Jakarta Utara