BI perkuat bauran kebijakan jaga stabilitas dan dukung pertumbuhan
22 Mei 2024 18:02 WIB
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengumumkan Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Mei 2024 di Jakarta, Rabu (22/5/2024). ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan pihaknya memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Untuk memastikan stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran," kata Perry di Jakarta, Rabu.
Dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Mei 2024, Perry menuturkan BI melakukan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran melalui lima cara utama.
Lima cara tersebut mencakup penguatan strategi operasi moneter pro-market untuk meningkatkan efektivitas kebijakan moneter; peningkatan stabilisasi nilai tukar rupiah melalui intervensi di pasar valas pada transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
Kemudian, penguatan strategi transaksi term-repo SBN dan swap valas yang kompetitif guna menjaga kecukupan likuiditas perbankan; pendalaman kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dengan fokus pendalaman suku bunga kredit berdasarkan sektor ekonomi; serta penguatan sinergi perluasan akseptasi digital bersama pelaku industri sistem pembayaran.
Perluasan akseptasi digital dilakukan guna meningkatkan akuisisi merchant QRIS di seluruh kategori usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melalui peningkatan kualitas layanan, penguatan berbagai program promosi, dan kampanye penggunaan QRIS, antara lain QRIS Jelajah Indonesia.
Lebih lanjut Perry menuturkan penguatan strategi operasi moneter pro-market dilakukan melalui penguatan struktur suku bunga di pasar uang rupiah untuk menjaga daya tarik imbal hasil dan aliran masuk portofolio asing ke aset keuangan domestik guna mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.
Strategi operasi moneter juga dilaksanakan melalui optimalisasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah untuk memitigasi dampak risiko masih tingginya ketidakpastian global.
Untuk pengendalian inflasi, koordinasi kebijakan dengan pemerintah pusat dan daerah ditempuh melalui program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID).
Koordinasi kebijakan moneter dan fiskal juga diperkuat untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan momentum pertumbuhan ekonomi.
Bank Indonesia terus mempererat sinergi kebijakan dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong kredit/pembiayaan kepada dunia usaha.
Baca juga: BI: Suku bunga perbankan tetap terjaga
Baca juga: BI: Ekonomi RI berdaya tahan di tengah tingginya ketidakpastian global
Baca juga: BI: Nilai tukar rupiah menguat dipengaruhi bauran kebijakan moneter
"Untuk memastikan stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran," kata Perry di Jakarta, Rabu.
Dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Mei 2024, Perry menuturkan BI melakukan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran melalui lima cara utama.
Lima cara tersebut mencakup penguatan strategi operasi moneter pro-market untuk meningkatkan efektivitas kebijakan moneter; peningkatan stabilisasi nilai tukar rupiah melalui intervensi di pasar valas pada transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
Kemudian, penguatan strategi transaksi term-repo SBN dan swap valas yang kompetitif guna menjaga kecukupan likuiditas perbankan; pendalaman kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dengan fokus pendalaman suku bunga kredit berdasarkan sektor ekonomi; serta penguatan sinergi perluasan akseptasi digital bersama pelaku industri sistem pembayaran.
Perluasan akseptasi digital dilakukan guna meningkatkan akuisisi merchant QRIS di seluruh kategori usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melalui peningkatan kualitas layanan, penguatan berbagai program promosi, dan kampanye penggunaan QRIS, antara lain QRIS Jelajah Indonesia.
Lebih lanjut Perry menuturkan penguatan strategi operasi moneter pro-market dilakukan melalui penguatan struktur suku bunga di pasar uang rupiah untuk menjaga daya tarik imbal hasil dan aliran masuk portofolio asing ke aset keuangan domestik guna mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.
Strategi operasi moneter juga dilaksanakan melalui optimalisasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah untuk memitigasi dampak risiko masih tingginya ketidakpastian global.
Untuk pengendalian inflasi, koordinasi kebijakan dengan pemerintah pusat dan daerah ditempuh melalui program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID).
Koordinasi kebijakan moneter dan fiskal juga diperkuat untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan momentum pertumbuhan ekonomi.
Bank Indonesia terus mempererat sinergi kebijakan dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong kredit/pembiayaan kepada dunia usaha.
Baca juga: BI: Suku bunga perbankan tetap terjaga
Baca juga: BI: Ekonomi RI berdaya tahan di tengah tingginya ketidakpastian global
Baca juga: BI: Nilai tukar rupiah menguat dipengaruhi bauran kebijakan moneter
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: