World Water Forum 2024
BNPB paparkan pentingnya ketahanan air dan iklim dalam WWF-10 di Bali
22 Mei 2024 17:47 WIB
Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati delegasi dari BNPB yang berfokus menjabarkan pentingnya kerja sama global dalam upaya menciptakan ketahanan air dan iklim dalam konferensi World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali, Rabu, (22/5/2024) (ANTARA/HO-BNPB)
Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memaparkan pentingnya kerja sama global dalam upaya menciptakan ketahanan air dan iklim pada konferensi World Water Forum (WWF) Ke-10 di Bali, Rabu.
Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa perubahan iklim menjadi salah satu pemicu utama dari berbagai persoalan air global, contohnya hujan berlebihan karena perubahan iklim menimbulkan bencana banjir hingga longsor di berbagai negara.
Tak hanya Indonesia, berdasarkan catatan yang dihimpun bencana tanah longsor dengan dampak kerusakan dan korban jiwa yang cukup besar juga melanda beberapa negara di dunia beberapa tahun terakhir antara lain Davao de Oro, Filipina (33 orang meninggal dunia), Nepal (25 orang meninggal dunia), dan Kirgistan (empat orang meninggal dunia dan 20 orang hilang).
Baca juga: Presiden paparkan empat inisiatif baru RI dalam World Water Forum
Oleh karena itu, BNPB menilai sudah saatnya dilakukan kolaborasi dan sinergisitas tingkat global untuk menjawab tantangan dan isu mengenai air yang muncul beberapa tahun terakhir ini.
Menurut dia, hal demikian dijawab secara konkret melalui WWF Ke-10 yang menghasilkan deklarasi tingkat menteri sebagai keluaran utama dan disertai dengan kompendium atau kesepakatan konkret dunia di dalamnya.
“Outcome WWF dapat dilihat dalam deklarasi tingkat menteri salah satunya center of excellence di tataran Asia Pasifik dalam water and climate change,” katanya.
Baca juga: World Water Forum bangun kerja sama Center of Excellence Asia Pasifik
Sebagai salah satu narasumber sesi ke-9 yang mengangkat tema Establishing Cooperation for Center of Excellence (CoE) for Water and Climate Resilience atau membangun kerja sama untuk pusat unggulan ketahanan air dan iklim maka, BNPB sangat mendukung upaya pendalaman isu-isu terkini di berbagai sektor seputar air sehingga dapat menghasilkan komitmen politik untuk perbaikan pengelolaan air ke depannya.
BNPB menilai setiap negara sebenarnya sudah memiliki CoE masing-masing, misalnya Indonesia dengan CoE Weather and Climate yang dibentuk sejak 13 tahun lalu untuk melatih kepakaran sumber daya manusia dengan dukungan organisasi meteorologi dunia.
Dalam upaya tersebut BNPB juga turut berkontribusi, melalui pusat pendidikan dan pelatihan para young future leaders dan future expert di bidang kebencanaan dari internasional.
Baca juga: Deklarasi tingkat menteri World Water Forum ke-10 disahkan
"Sinergi global ini terus disuarakan Indonesia di tingkat internasional untuk perbaikan pengelolaan air ke depannya," ujarnya.
Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa perubahan iklim menjadi salah satu pemicu utama dari berbagai persoalan air global, contohnya hujan berlebihan karena perubahan iklim menimbulkan bencana banjir hingga longsor di berbagai negara.
Tak hanya Indonesia, berdasarkan catatan yang dihimpun bencana tanah longsor dengan dampak kerusakan dan korban jiwa yang cukup besar juga melanda beberapa negara di dunia beberapa tahun terakhir antara lain Davao de Oro, Filipina (33 orang meninggal dunia), Nepal (25 orang meninggal dunia), dan Kirgistan (empat orang meninggal dunia dan 20 orang hilang).
Baca juga: Presiden paparkan empat inisiatif baru RI dalam World Water Forum
Oleh karena itu, BNPB menilai sudah saatnya dilakukan kolaborasi dan sinergisitas tingkat global untuk menjawab tantangan dan isu mengenai air yang muncul beberapa tahun terakhir ini.
Menurut dia, hal demikian dijawab secara konkret melalui WWF Ke-10 yang menghasilkan deklarasi tingkat menteri sebagai keluaran utama dan disertai dengan kompendium atau kesepakatan konkret dunia di dalamnya.
“Outcome WWF dapat dilihat dalam deklarasi tingkat menteri salah satunya center of excellence di tataran Asia Pasifik dalam water and climate change,” katanya.
Baca juga: World Water Forum bangun kerja sama Center of Excellence Asia Pasifik
Sebagai salah satu narasumber sesi ke-9 yang mengangkat tema Establishing Cooperation for Center of Excellence (CoE) for Water and Climate Resilience atau membangun kerja sama untuk pusat unggulan ketahanan air dan iklim maka, BNPB sangat mendukung upaya pendalaman isu-isu terkini di berbagai sektor seputar air sehingga dapat menghasilkan komitmen politik untuk perbaikan pengelolaan air ke depannya.
BNPB menilai setiap negara sebenarnya sudah memiliki CoE masing-masing, misalnya Indonesia dengan CoE Weather and Climate yang dibentuk sejak 13 tahun lalu untuk melatih kepakaran sumber daya manusia dengan dukungan organisasi meteorologi dunia.
Dalam upaya tersebut BNPB juga turut berkontribusi, melalui pusat pendidikan dan pelatihan para young future leaders dan future expert di bidang kebencanaan dari internasional.
Baca juga: Deklarasi tingkat menteri World Water Forum ke-10 disahkan
"Sinergi global ini terus disuarakan Indonesia di tingkat internasional untuk perbaikan pengelolaan air ke depannya," ujarnya.
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: