BI: Ketahanan sistem keuangan tetap terjaga
22 Mei 2024 15:31 WIB
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (kiri) mengumumkan Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Mei 2024 di Jakarta, Rabu (22/5/2024). ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak
Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mengatakan ketahanan sistem keuangan tetap terjaga, tercermin dari likuiditas yang memadai, risiko kredit yang rendah, dan permodalan yang kuat.
"Likuiditas perbankan yang tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tercatat tinggi sebesar 25,62 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Mei 2024 di Jakarta, Rabu.
Selain itu, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) masih tinggi sebesar 25,96 persen pada Maret 2024, sementara rasio kredit bermasalah perbankan (Non-Performing Loan/NPL) tercatat rendah sebesar 2,25 persen (bruto) dan 0,77 persen (neto).
Sedangkan kredit perbankan pada April 2024 mencatatkan pertumbuhan sebesar 13,09 persen secara year on year (yoy), didorong oleh pertumbuhan kredit di banyak sektor, seperti sektor industri, jasa dunia usaha, dan perdagangan, sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi.
Lebih lanjut Perry menuturkan ketahanan perbankan yang kuat juga didukung oleh kemampuan membayar korporasi yang baik.
Hasil stress-test BI menunjukkan ketahanan perbankan dan korporasi tetap kuat dalam menghadapi tekanan ketidakpastian pasar keuangan global, termasuk risiko dari eksposur Utang Luar Negeri (ULN) institusi keuangan dan korporasi yang terjaga, didukung oleh strategi pengelolaannya yang baik.
Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam memitigasi berbagai risiko yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan.
Baca juga: OJK: Ketahanan perbankan terjaga di tengah tekanan geopolitik global
Baca juga: Australia dukung Indonesia perkuat ketahanan perbankan terhadap iklim
Baca juga: OJK soroti pentingnya kehandalan sistem IT perbankan
"Likuiditas perbankan yang tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tercatat tinggi sebesar 25,62 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Mei 2024 di Jakarta, Rabu.
Selain itu, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) masih tinggi sebesar 25,96 persen pada Maret 2024, sementara rasio kredit bermasalah perbankan (Non-Performing Loan/NPL) tercatat rendah sebesar 2,25 persen (bruto) dan 0,77 persen (neto).
Sedangkan kredit perbankan pada April 2024 mencatatkan pertumbuhan sebesar 13,09 persen secara year on year (yoy), didorong oleh pertumbuhan kredit di banyak sektor, seperti sektor industri, jasa dunia usaha, dan perdagangan, sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi.
Lebih lanjut Perry menuturkan ketahanan perbankan yang kuat juga didukung oleh kemampuan membayar korporasi yang baik.
Hasil stress-test BI menunjukkan ketahanan perbankan dan korporasi tetap kuat dalam menghadapi tekanan ketidakpastian pasar keuangan global, termasuk risiko dari eksposur Utang Luar Negeri (ULN) institusi keuangan dan korporasi yang terjaga, didukung oleh strategi pengelolaannya yang baik.
Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam memitigasi berbagai risiko yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan.
Baca juga: OJK: Ketahanan perbankan terjaga di tengah tekanan geopolitik global
Baca juga: Australia dukung Indonesia perkuat ketahanan perbankan terhadap iklim
Baca juga: OJK soroti pentingnya kehandalan sistem IT perbankan
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: