Indonesia bidik 1 persen pangsa pasar furnitur dunia
22 Mei 2024 15:11 WIB
Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Dedy Rochimat berbicara dalam acara Furniture Industry Gathering di Jakarta, Rabu (22/5/2024) (ANTARA/Shofi Ayudiana)
Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) optimistis Indonesia dapat merebut 1 persen pangsa pasar furnitur dunia.
Dalam acara Furniture Industry Gathering di Jakarta, Rabu, Ketua Umum Asmindo Dedy Rochimat mengutip data Statista 2024, menyebut bahwa potensi pasar furnitur global diproyeksikan mencapai 766 miliar AS (sekitar Rp12,26 kuadriliun) pada 2024.
Apabila Indonesia bisa merebut 1 persen pangsa pasar dunia maka industri furnitur Indonesia berpotensi menghasilkan pendapatan sebesar 7 miliar dolar AS (sekitar Rp112 triliun), kata dia.
"Asmindo tetap yakin dan optimistis Indonesia dapat merebut 1 persen pangsa pasar mebel dunia ke depan," tuturnya.
Baca juga: Menkop UKM: Ekspor industri furnitur positif meski hadapi tantangan
Untuk mencapai target tersebut, Dedy mengatakan bahwa Asmindo terus berupaya mendorong peningkatan pasar domestik dan mancanegara melalui berbagai program.
Di pasar domestik, Asmindo telah melakukan kerja sama (MoU) dengan PT Bina Karya untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan produk furnitur dan kerajinan anggota Asmindo yang mayoritas adalah usaha kecil dan menengah (UKM).
Sementara itu untuk meningkatkan pasar luar negeri, Asmindo terus mendorong pasar ekspor melalui berbagai pameran, seperti pameran furnitur dan interior Kofurn 2023 di Korea Selatan, Pameran Indeks Dubai 2024, dan Pameran Furnitur dan Desain IFFINA. “Sebetulnya pasar Afrika juga luar biasa. Afrika ada 54 negara dan penduduk 1,8 miliar,” kata Dedy.
Baca juga: Kemenperin dorong daya jual IKM pangan-furnitur di business matching
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan di tengah berbagai tantangan ekonomi domestik dan global, industri furnitur Indonesia menunjukkan performa yang positif.
Ia menyebut data selama lima tahun terakhir (2018-2022) menunjukkan peningkatan ekspor produk furnitur yang cukup konsisten, dengan nilai ekspor pada 2022 mencapai 2,9 miliar dolar AS (sekitar Rp46,4 triliun), naik dari 2,8 miliar dolar AS (Rp44,8 triliun) dari tahun sebelumnya.
Teten mengatakan kenaikan ini menunjukkan momentum positif dan optimisme dalam mencapai target ekspor industri furnitur yang ditetapkan pemerintah sebesar 5 miliar dolar AS atau sekira Rp80 triliun pada 2024.
Asmindo akan kembali menggelar pameran IFFINA di ICE BSD, Tangerang pada 14-17 September 2024. Pada edisi 2023, IFFINA diikuti sekitar 300 perusahaan dan dihadiri oleh lebih dari 10 ribu pengunjung dari 41 negara.
Penyelenggara menargetkan jumlah kunjungan IFFINA 2024 meningkat 50 persen dari tahun lalu. Jumlah transaksi juga diharapkan naik 30 persen dari 200 juta dolar AS (Rp3,2 triliun) pada 2023 menjadi 500 juta dolar AS (Rp8 triliun) pada tahun ini.
Dalam acara Furniture Industry Gathering di Jakarta, Rabu, Ketua Umum Asmindo Dedy Rochimat mengutip data Statista 2024, menyebut bahwa potensi pasar furnitur global diproyeksikan mencapai 766 miliar AS (sekitar Rp12,26 kuadriliun) pada 2024.
Apabila Indonesia bisa merebut 1 persen pangsa pasar dunia maka industri furnitur Indonesia berpotensi menghasilkan pendapatan sebesar 7 miliar dolar AS (sekitar Rp112 triliun), kata dia.
"Asmindo tetap yakin dan optimistis Indonesia dapat merebut 1 persen pangsa pasar mebel dunia ke depan," tuturnya.
Baca juga: Menkop UKM: Ekspor industri furnitur positif meski hadapi tantangan
Untuk mencapai target tersebut, Dedy mengatakan bahwa Asmindo terus berupaya mendorong peningkatan pasar domestik dan mancanegara melalui berbagai program.
Di pasar domestik, Asmindo telah melakukan kerja sama (MoU) dengan PT Bina Karya untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan produk furnitur dan kerajinan anggota Asmindo yang mayoritas adalah usaha kecil dan menengah (UKM).
Sementara itu untuk meningkatkan pasar luar negeri, Asmindo terus mendorong pasar ekspor melalui berbagai pameran, seperti pameran furnitur dan interior Kofurn 2023 di Korea Selatan, Pameran Indeks Dubai 2024, dan Pameran Furnitur dan Desain IFFINA. “Sebetulnya pasar Afrika juga luar biasa. Afrika ada 54 negara dan penduduk 1,8 miliar,” kata Dedy.
Baca juga: Kemenperin dorong daya jual IKM pangan-furnitur di business matching
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan di tengah berbagai tantangan ekonomi domestik dan global, industri furnitur Indonesia menunjukkan performa yang positif.
Ia menyebut data selama lima tahun terakhir (2018-2022) menunjukkan peningkatan ekspor produk furnitur yang cukup konsisten, dengan nilai ekspor pada 2022 mencapai 2,9 miliar dolar AS (sekitar Rp46,4 triliun), naik dari 2,8 miliar dolar AS (Rp44,8 triliun) dari tahun sebelumnya.
Teten mengatakan kenaikan ini menunjukkan momentum positif dan optimisme dalam mencapai target ekspor industri furnitur yang ditetapkan pemerintah sebesar 5 miliar dolar AS atau sekira Rp80 triliun pada 2024.
Asmindo akan kembali menggelar pameran IFFINA di ICE BSD, Tangerang pada 14-17 September 2024. Pada edisi 2023, IFFINA diikuti sekitar 300 perusahaan dan dihadiri oleh lebih dari 10 ribu pengunjung dari 41 negara.
Penyelenggara menargetkan jumlah kunjungan IFFINA 2024 meningkat 50 persen dari tahun lalu. Jumlah transaksi juga diharapkan naik 30 persen dari 200 juta dolar AS (Rp3,2 triliun) pada 2023 menjadi 500 juta dolar AS (Rp8 triliun) pada tahun ini.
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024
Tags: