DKI libatkan akademisi dalam kegiatan seni dan budaya
21 Mei 2024 20:00 WIB
Seniman Yaksa Agus menatap lukisan karyanya berjudul "Jalan Kenangan: Aneta" dalam pameran seni rupa bertema "Bergerak" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Selasa 21/5/2024. ANTARA/Lia Wanadriani Santosa
Jakarta (ANTARA) - Dinas Kebudayaan DKI Jakarta melibatkan para akademisi dalam kegiatan seni dan budaya, salah satunya melalui pameran seni rupa yang rutin diadakan setiap tahun.
"Ini menjadi satu hal yang strategis bagi Dinas Kebudayaan karena ini menjadi arena tahunan ke depan untuk melibatkan akademisi dalam kegiatan seni dan budaya," ujar Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana saat membuka pameran seni rupa bertema "Bergerak" di Taman Ismail Marzuki(TIM), Jakarta Pusat, Selasa.
Dia menjelaskan, alasan pelibatan akademisi dalam kegiatan seni ini dilatarbelakangi pendapat bahwa bidang seni dan budaya belum memiliki kontribusi nyata banyak terhadap pengembangan sebuah kota.
Padahal, kata dia, seni dan budaya berperan penting untuk membangun sebuah kota, selain infrastruktur semata.
Karena itu, hadirnya akademisi pada kegiatan seni dan budaya diharapkan dapat membantu mengembangkan bidang tersebut sesuai perkembangan zaman dan pada akhirnya berkontribusi nyata pada pengembangan kota.
"Tentu harus mendapatkan wawasan keilmuan dari para akademisi. Nah ini mereka (akademisi dan seniman) berkomunikasi di sini. Kami memfasilitasi di Taman Ismail Marzuki. Itu menjadi salah satu visi dan misi nyata Jakarta ke depan," kata Iwan.
Baca juga: Seniman Pasar Seni Ancol tampilkan karya terbaik di TIM
Baca juga: Taman Ismail Marzuki selenggarakan "TIM Art Fest"
Pelibatan akademisi ini salah satunya diwujudkan melalui pameran "Bergerak" yang melibatkan 12 seniman. Mereka ini memiliki keterkaitan memori kolektif tentang pasar seni di Jakarta terutama Pasar Seni Ancol sebagai salah satu ikon masa lalu dalam lanskap kesenian ibu kota.
Pasar seni tersebut pernah menjadi destinasi bagi pencinta seni di Jakarta, menciptakan jejaring antar seniman serta membentuk ekosistem kreatif yang inklusif.
Iwan mengatakan tahun ini menjadi momen penting bagi Jakarta, yakni sebuah masa transisi bagi kota ini untuk bergerak meninggalkan statusnya sebagai Ibu Kota Negara (IKN) dan bertransformasi menjadi sebuah kota global.
Menurut dia, salah satu indikator utama untuk mengokohkan posisi sebagai kota global sebagai kota global adalah keberadaan pasar seni yang hidup dan mudah diakses guna meningkatkan interaksi budaya secara signifikan.
"Ini menjadi satu hal yang strategis bagi Dinas Kebudayaan karena ini menjadi arena tahunan ke depan untuk melibatkan akademisi dalam kegiatan seni dan budaya," ujar Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana saat membuka pameran seni rupa bertema "Bergerak" di Taman Ismail Marzuki(TIM), Jakarta Pusat, Selasa.
Dia menjelaskan, alasan pelibatan akademisi dalam kegiatan seni ini dilatarbelakangi pendapat bahwa bidang seni dan budaya belum memiliki kontribusi nyata banyak terhadap pengembangan sebuah kota.
Padahal, kata dia, seni dan budaya berperan penting untuk membangun sebuah kota, selain infrastruktur semata.
Karena itu, hadirnya akademisi pada kegiatan seni dan budaya diharapkan dapat membantu mengembangkan bidang tersebut sesuai perkembangan zaman dan pada akhirnya berkontribusi nyata pada pengembangan kota.
"Tentu harus mendapatkan wawasan keilmuan dari para akademisi. Nah ini mereka (akademisi dan seniman) berkomunikasi di sini. Kami memfasilitasi di Taman Ismail Marzuki. Itu menjadi salah satu visi dan misi nyata Jakarta ke depan," kata Iwan.
Baca juga: Seniman Pasar Seni Ancol tampilkan karya terbaik di TIM
Baca juga: Taman Ismail Marzuki selenggarakan "TIM Art Fest"
Pelibatan akademisi ini salah satunya diwujudkan melalui pameran "Bergerak" yang melibatkan 12 seniman. Mereka ini memiliki keterkaitan memori kolektif tentang pasar seni di Jakarta terutama Pasar Seni Ancol sebagai salah satu ikon masa lalu dalam lanskap kesenian ibu kota.
Pasar seni tersebut pernah menjadi destinasi bagi pencinta seni di Jakarta, menciptakan jejaring antar seniman serta membentuk ekosistem kreatif yang inklusif.
Iwan mengatakan tahun ini menjadi momen penting bagi Jakarta, yakni sebuah masa transisi bagi kota ini untuk bergerak meninggalkan statusnya sebagai Ibu Kota Negara (IKN) dan bertransformasi menjadi sebuah kota global.
Menurut dia, salah satu indikator utama untuk mengokohkan posisi sebagai kota global sebagai kota global adalah keberadaan pasar seni yang hidup dan mudah diakses guna meningkatkan interaksi budaya secara signifikan.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024
Tags: