Jakarta (ANTARA) - Tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mulai mendistribusikan total 16 ton bantuan logistik untuk para korban erupsi Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara, pada Selasa.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa bantuan seberat 16 ton itu sebelumnya dikirim langsung dari Jakarta menggunakan pesawat kargo menuju Bandara Sultan Babullah di Kota Ternate.

Setibanya di Ternate, pada Senin (20/5) malam, bantuan gelombang pertama itu langsung diantarkan menggunakan kapal cepat dari Pelabuhan Ahmad Yani menuju Pelabuhan Jailolo, lalu dibongkar muat di gudang logistik sementara di kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Halmahera Barat.

Tim BNPB telah menyiapkan sebanyak tiga truk angkutan barang untuk membawa seluruh bantuan logistik dan peralatan yang di antaranya meliputi tenda pengungsi 10 unit, 20 unit peti, sembako 500 paket, makanan siap saji 500 paket, hygiene kit 500 paket, matras 500 paket, selimut 500 lembar, genset lima unit dan masker kesehatan 500 dus.

Baca juga: Korem Baabullah bentuk tim evakuasi korban erupsi Gunung Ibu
Baca juga: Pertamina bagikan 3000 masker ke masyarakat terdampak abu vulkanik


"Sesuai rencana, hari ini segala jenis bantuan tersebut akan segera didistribusikan kepada para warga yang terdampak erupsi gunung berjenis stratovolcano itu," kata dia.

Tim gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, Tagana Kementerian Sosial, BPBD Maluku Utara sementara per 19 Mei 2024 ​​​​​telah mengevakuasi warga sebanyak 1.554 jiwa dari tujuh desa terdampak erupsi ke sejumlah titik pengungsian di Halmahera Barat dan sekitarnya.

Proses evakuasi tersebut dilakukan sesuai rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM agar masyarakat tidak beraktivitas, mendaki dan mendekati Gunung Ibu di dalam radius 4 kilometer dan sektoral 7 kilometer dari arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif.

Berdasarkan laporan tim Pusdalops BNPB Gunung Ibu telah dinaikkan statusnya menjadi level IV atau ‘Awas’ sejak Kamis (16/5) dan masih sering mengalami erupsi setidaknya sampai dengan Senin (20/5) pada pukul 11:36 WIT.

Saat itu tinggi kolom abu mencapai 5.000 meter dari kawah puncak, berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya dan barat.

Erupsi tersebut adalah aktivitas terakhir yang terpantau oleh Badan Geologi Kementerian ESDM, setelah sebelumnya pada Sabtu (18/5), Gunung Ibu mengalami dua kali erupsi pukul 20.08 WIT dan pukul 20.34 WIT, dengan tinggi kolom abu hingga 4.000 meter di atas puncak berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat dan barat laut.

Erupsi itu juga terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi 9 menit 12 detik seraya mengeluarkan suara gemuruh dan dentuman yang disertai kilatan petir dalam kolom erupsi yang terdengar hingga Pos Pengamatan Gunung Api.