Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Universitas IPB (Institut Pertanian Bogor) Prof Dr Ir Ujang Sumarwan M Sc mendorong pemuda diarahkan menjadi kreator konten (content creator) sejak dini untuk memacu kreativitas dan menumbuhkan minat menjadi pengusaha (entrepreneur).

"Ajarkan anak-anak kita untuk menjadi content creator. Karena itu salah satu cara untuk menjadi entrepreneur dengan risiko yang rendah. Dengan content creator, dia belajar berkreativitas dan dia belajar mempengaruhi orang lain," kata Ujang saat berdiskusi dengan awak media pada acara penyampaian survei Vero-YouGov di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa.

Guru Besar Ilmu Perilaku Konsumen IPB itu mendukung anak belajar menjadi kreator konten yang andal dengan membuat konten yang disenanginya.

Baca juga: YouTube merilis seri dokumenter tentang perempuan kreator konten

Tapi dia juga meminta orang tua terus bersama-sama dalam proses pembuatan konten tersebut supaya bisa ikut membimbing.

"Harus dengan bimbingan orang tua, bebaskan anak untuk berekspresi," kata Ujang.

Selain itu, Ujang pun mendorong anak-anak diajarkan untuk membuat konten untuk kebutuhan berjualan agar semakin menumbuhkan minat berwirausaha pada anak.

"Misalnya jika ada barang-barang bekas di rumah, orang tua mesti mengajarkan anak-anak tentang cara untuk menjual barang-barang bekas tersebut," ujar dia.

Baca juga: Menteri Sosial minta kreator konten tidak takut mencoba hal baru

Dengan bersama-sama dengan anak, orang tua bisa menekan risiko kerugian ketika anak mengawali proses berwirausaha.

Selain itu, anak pun mendapatkan kesempatan berdiskusi, misalnya untuk memahami kegunaan barang-barang bekas yang dapat memikat konsumennya.

Sementara itu, konsultan komunikasi Vero, bekerja sama dengan grup riset pasar dan analisis data global YouGov, Selasa siang, menyarankan agar konten anak dibuat dengan menyesuaikan delapan kategori personalisasi konten berikut:

Baca juga: Konten kreator asal Indonesia perluas jaringan di forum jalur sutra

1. Dukungan bisnis lokal
Dukungan bisnis lokal adalah personalisasi konten yang mengoptimasi bisnis/layanan di mesin pencarian lokal.

2. Penata gaya berkelanjutan
Penata gaya berkelanjutan adalah personalisasi konten yang mengajak audiens mendukung gaya hidup berkelanjutan.

3. Konten menginspirasi
Konten menginspirasi adalah cerita yang memikat audiens karena dapat memengaruhi emosinya menjadi haru maupun bahagia berdasarkan cerita pengalaman pribadi atau orang lain.

4. Budaya dan mentor etiket
Budaya dan mentor etiket adalah konten-konten edukatif terkait suatu budaya yang belum diketahui maupun tentang apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan di suatu tempat.

Baca juga: Kementerian BUMN dorong media jadi konten kreator di platform digital

5. Penggemar kebugaran
Penggemar kebugaran adalah konten yang dibuat untuk menyehatkan orang lain, memengaruhi postur tubuh yang ideal atau mengatur kalori bagi tubuh.

6. Kritik sosial
Kritik sosial adalah konten yang mengomentari suatu peristiwa karena dianggap penting untuk diperbaiki.

7. Nasihat untuk orang tua
Nasihat untuk orang tua adalah konten yang mengajarkan teknik membesarkan anak secara tepat saat menjadi orang tua.

8. Advokasi hewan
Advokasi hewan adalah konten yang dibuat untuk menghargai hak asasi hewan atau binatang, baik hewan yang dipelihara maupun yang tidak dipelihara, agar tidak terjadi diskriminasi terhadap hak-hak tersebut.

Baca juga: Kreator konten serahkan suplemen karnivora bagi harimau di Medan Zoo