World Water Forum 2024
Kemenlu akui tak mudah hasilkan deklarasi World Water Forum Ke-10
21 Mei 2024 17:13 WIB
Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri RI Tri Tharyat memberikan keterangan pers di sela World Water Forum Ke-10 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (21/5/2024). ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna/aa.
Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengakui tidak mudah menghasilkan deklarasi World Water Forum Ke-10 karena tidak semua negara menerima usulan negara lain.
“Proses itu sangat pelik dan sangat panjang,” kata Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri RI Tri Tharyat di sela World Water Forum Ke-10 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Selasa.
Ia menuturkan beberapa usulan dari satu negara tidak langsung diterima oleh negara peserta lainnya.
Untuk itu, lanjut dia, upaya lain ditempuh yakni melalui jalur konsultasi dengan cara menawarkan solusi terhadap berbagai perbedaan pandangan tersebut.
Ada pun pada forum yang diadakan tiga tahun sekali itu berbeda dengan ajang sejenis yang lebih menekankan negosiasi.
“Kami mendengar, kami menawarkan solusi terhadap perbedaan pandangan itu dan kami akhirnya berhasil mengesahkan deklarasi menteri itu,” imbuhnya.
Tri menambahkan salah satu yang menjadi perhatian delegasi yakni terkait kompendium karena mereka ada kekhawatiran kompendium itu mengambilalih proyek air yang sudah berjalan khususnya yang dikelola organisasi internasional.
“Kami jawab bahwa ini bahkan melebihi apa yang dimiliki organisasi internasional karena keterlibatan dari berbagai negara dan organisasi internasionial serta lembaga filantropis, manfaatnya dirasakan tidak hanya Indonesia tapi juga negara lain,” katanya.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Basuki Hadimuljono sebagai co-chair World Water Forum Ke-10 menyebutkan deklarasi tersebut menyentuh persoalan hak atas akses air minum dan sanitasi yang aman.
Kemudian, pentingnya koordinasi dan kolaborasi inklusif serta memperkuat kebijakan manajemen sumber daya air terintegrasi.
Deklarasi tersebut mengesahkan sejumlah usulan Indonesia dalam pengembangan air, yaitu pendirian Centre of Excellence untuk ketahanan air dan iklim, penetapan Hari Danau Sedunia melalui resolusi PBB, dan pengarusutamaan isu pengelolaan air untuk negara-negara berkembang di pulau-pulau kecil.
Selain itu, kompendium aksi konkret World Water Forum ke-10 yang menjadi bagian tak terpisahkan dari deklarasi tersebut turut disahkan.
Ia menjelaskan kompendium tersebut mencakup 113 proyek di sektor air dan sanitasi dengan nilai total 9,4 miliar dolar AS atau Rp149,94 triliun.
Baca juga: Deklarasi tingkat menteri World Water Forum ke-10 disahkan
Baca juga: World Water Forum akan hasilkan deklarasi tingkat menteri pertama kali
“Proses itu sangat pelik dan sangat panjang,” kata Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri RI Tri Tharyat di sela World Water Forum Ke-10 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Selasa.
Ia menuturkan beberapa usulan dari satu negara tidak langsung diterima oleh negara peserta lainnya.
Untuk itu, lanjut dia, upaya lain ditempuh yakni melalui jalur konsultasi dengan cara menawarkan solusi terhadap berbagai perbedaan pandangan tersebut.
Ada pun pada forum yang diadakan tiga tahun sekali itu berbeda dengan ajang sejenis yang lebih menekankan negosiasi.
“Kami mendengar, kami menawarkan solusi terhadap perbedaan pandangan itu dan kami akhirnya berhasil mengesahkan deklarasi menteri itu,” imbuhnya.
Tri menambahkan salah satu yang menjadi perhatian delegasi yakni terkait kompendium karena mereka ada kekhawatiran kompendium itu mengambilalih proyek air yang sudah berjalan khususnya yang dikelola organisasi internasional.
“Kami jawab bahwa ini bahkan melebihi apa yang dimiliki organisasi internasional karena keterlibatan dari berbagai negara dan organisasi internasionial serta lembaga filantropis, manfaatnya dirasakan tidak hanya Indonesia tapi juga negara lain,” katanya.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Basuki Hadimuljono sebagai co-chair World Water Forum Ke-10 menyebutkan deklarasi tersebut menyentuh persoalan hak atas akses air minum dan sanitasi yang aman.
Kemudian, pentingnya koordinasi dan kolaborasi inklusif serta memperkuat kebijakan manajemen sumber daya air terintegrasi.
Deklarasi tersebut mengesahkan sejumlah usulan Indonesia dalam pengembangan air, yaitu pendirian Centre of Excellence untuk ketahanan air dan iklim, penetapan Hari Danau Sedunia melalui resolusi PBB, dan pengarusutamaan isu pengelolaan air untuk negara-negara berkembang di pulau-pulau kecil.
Selain itu, kompendium aksi konkret World Water Forum ke-10 yang menjadi bagian tak terpisahkan dari deklarasi tersebut turut disahkan.
Ia menjelaskan kompendium tersebut mencakup 113 proyek di sektor air dan sanitasi dengan nilai total 9,4 miliar dolar AS atau Rp149,94 triliun.
Baca juga: Deklarasi tingkat menteri World Water Forum ke-10 disahkan
Baca juga: World Water Forum akan hasilkan deklarasi tingkat menteri pertama kali
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: