Seoul (ANTARA) - Kementerian Pertahanan Korea Selatan pada Selasa mengatakan telah meluncurkan penyelidikan gabungan militer-polisi terhadap insiden peretasan baru-baru ini yang melibatkan email pribadi pejabat pertahanan.
Langkah tersebut dilakukan setelah pihak kepolisian mulai menyelidiki kemungkinan keterlibatan Korea Utara atas pembobolan rekening sejumlah pejabat senior Kementerian Pertahanan, menurut otoritas investigasi.
“Kami telah memberi tahu setiap individu untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan telah menuntaskan langkah-langkah keamanan untuk akun email,” kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Jeon Hak-kyou.
Jeon mengatakan penyelidikan bersama sedang dilakukan dan mencatat bahwa akun-akun yang dipermasalahkan itu tidak ada hubungannya dengan email kantor yang terhubung ke server militer.
Ketika ditanya tentang besarnya pelanggaran, Jeon mengatakan dia memahami insiden tersebut melibatkan banyak orang tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Investigasi bersama dilakukan saat polisi juga sedang menyelidiki insiden peretasan yang melibatkan email pribadi sekitar 100 warga Korea Selatan, termasuk pakar keamanan nasional.
Korea Utara diketahui melakukan serangan siber terhadap diplomat Korea Selatan, pejabat pemerintah dan militer, serta pakar keamanan nasional dengan menyusup ke akun email mereka.
Sebelumnya pada April, Badan Kepolisian Nasional mengatakan tiga kelompok peretas terkenal Korea Utara yakni Lazarus, Andariel dan Kimsuky menyusup ke sekitar 10 perusahaan pertahanan Korea Selatan selama 1,5 tahun terakhir dalam upaya bersama untuk mencuri teknologi pertahanan.
Militer Korea Utara diketahui memperkuat kemampuan sibernya dengan mengoperasikan sekitar 6.800 personel perang siber, menurut Buku Putih Pertahanan Korea Selatan.
Sumber : Yonhap
Baca juga: Korsel ikut pelatihan perang siber AS
Baca juga: Mata-mata siber Korut punya taktik baru, kelabui periset asing
Baca juga: Peretas Korut diduga dalangi pencurian aset kripto 100 juta dolar
Korea Selatan selidiki peretasan terhadap email pejabat pertahanan
21 Mei 2024 17:08 WIB
Ilustrasi - Seorang peretas sedang menggunakan perangkat komputer dan jaringan untuk melakukan serangan siber. ANTARA/Shutterstock/aa.
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: