Menurut dia, ekspor tersebut menandakan komitmen penjualan tahunan yang mencapai 5 juta meter dari perusahaan terkait, sekaligus membuka pasar nontradisional Indonesia ke negara di wilayah timur tengah.
Ia menjelaskan pasar garmen dan tekstil di kawasan Timur Tengah diperkirakan terus tumbuh signifikan sampai dengan 5 tahun ke depan. Dengan proyeksi pertumbuhan tahunan sebesar 7 persen, untuk pasar fesyen nilainya mencapai 89 miliar dolar AS.
Saat ini, alokasi ekspor tekstil dan pakaian Indonesia ke wilayah itu hanya 5,4 persen dari total ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) atau senilai 753 juta dolar AS, serta memiliki market share hanya 1,5 persen.
Angka ini jauh di bawah Tiongkok dan India yang masing-masing pangsa pasarnya sebesar 38,3 persen dan 21,4 persen. Oleh karena itu menurutnya, ekspor yang dilakukan oleh salah satu perusahaan di Jawa Barat tersebut bisa menjadi pionir untuk peningkatan ekspor produk tekstil dalam negeri.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian menyatakan industri tekstil dan pakaian jadi, tumbuh ekspansif secara tahunan (year on year/yoy) pada triwulan pertama 2024 dengan nilai masing-masing 5,90 persen dan 2,64 persen, karena tingginya permintaan ekspor.
Baca juga: Kemenperin: Industri tekstil-pakaian tumbuh ekspansif karena ekspor
Baca juga: Kemendag: Tekstil Indonesia catatkan transaksi Rp312 miliar di Paris
Baca juga: Kemenperin perkuat SDM bangkitkan kinerja industri tekstil