"Kami meyakini program pompanisasi dapat meningkatkan produksi pangan dan bermuara pada kesejahteraan petani," kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi di Lebak, Selasa.
Baca juga: Petani di Lebak raup keuntungan harga gabah basah Rp7.000/kilogram
Saat ini, baru kali pertama pendapatan usaha pertanian pangan dirasakan petani dengan harga gabah panen berkisar antara Rp6.000 sampai Rp7.000/kilogram.
"Kami optimistis kehidupan petani menjadi lebih baik dan sejahtera dengan harga gabah panen itu," kata Suwandi.
Menurut dia, Kementan menyediakan paket pompanisasi untuk melaksanakan gerakan percepatan tanam.
Mereka petani tadah hujan yang biasa melakukan gerakan tanam satu kali tanam, namun dengan pompanisasi dapat tiga kali tanam selama setahun.
"Kami minta petani tinggal koordinasi dengan Dinas Pertanian provinsi maupun kabupaten/kota untuk penyediaan pompanisasi," katanya.
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan Kementan merealisasikan penyaluran bantuan pompanisasi sebanyak 262 unit untuk mendukung peningkatan produksi pangan.
Penyaluran bantuan pompa itu dengan ukuran 2,3 dan 6 inci bisa mengaliri persawahan ribuan hektare.
Dengan demikian, bantuan dari Kementan sebanyak 262 unit juga ditambah pompa yang ada di petani lokal, sehingga total 362 unit.
"Kita berharap sisanya kekurangan pompa sebanyak 148 unit lagi bisa dibantu oleh pemerintah provinsi dan kabupaten," kata Deni.
Baca juga: Petani Lebak mulai lakukan gerakan percepatan tanam
Baca juga: Kementan realisasikan bantuan pompa 262 unit untuk petani Lebak
Jumlah areal persawahan baku di Kabupaten Lebak seluas 51.297 hektare dan jika terpenuhi pompa, bisa meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari dua kali musim tanam menjadi empat kali musim tanam per tahun.
"Kami tidak terbayangkan jika gerakan tanam hingga tiga kali musim tanam per tahun bisa tanam 150 hektare dan dipastikan Lebak mampu menyumbangkan kedaulatan pangan nasional," kata alumnus UGM itu.