Produksi Cepu mundur jadi November 2014
27 Desember 2013 22:10 WIB
Menteri ESDM Jero Wacik menyampaikan laporan kinerja Kementerian ESDM Tahun 2013 di Jakarta, Jumat (27/12). Menteri ESDM menyampaikan, rata-rata lifting minyak hanya berkisar 827 ribu barel per hari (bph) atau meleset 13 ribu bph dari target 840 bph, faktor penghambat atas melesetnya lifting minyak karena usia sumur-sumur eksploitasi yang sudah tua yang dikelola sejumlah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memperkirakan produksi minyak Lapangan Banyuurip, Blok Cepu akan mundur selama empat bulan dari rencana Juli menjadi November 2014.
Menteri ESDM Jero Wacik dalam paparan akhir tahun di Jakarta, Jumat mengatakan, berdasarkan evaluasi terakhir, produksi Cepu baru bisa dilakukan November 2014.
"Awalnya, direncanakan Juli, tapi kemarin kami evaluasi lagi November 2014," katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) J Widjonarko menambahkan, proyek Cepu mundur dikarenakan terutama keterlambatan proses perizinan yang juga selama empat bulan.
"Namun, puncak produksi bisa tetap tercapai 165.000 barel per hari," ujarnya.
Menurut Jero, pihaknya menargetkan pada November 2014, produksi minyak bisa menembus satu juta barel per hari.
"Angka satu juta itu berasal dari produksi 840.000 barel ditambah Cepu 165.000 barel per hari," ujarnya.
Ia juga mengatakan, produksi minyak nasional sampai akhir 2013 hanya 826.000 barel per hari atau di bawah target APBN Perubahan 840.000 barel per hari.
Penyebab utama adalah sumur yang sudah tua.
Widjonarko merinci, akibat penurunan alamiah karena lapangan tua sebesar 4,5 persen menyebabkan kehilangan produksi 34.500 barel per hari.
Selanjutnya, gangguan tak terduga dengan 1.600 kejadian membuat kelihangan produksi 11.000 barel per hari, proyek mundur 1.000 barel per hari, dan gangguan operasi dengan 47 yang 29 kejadian di antaranya karena permasalahan kapal 1.000 barel per hari.
Menteri ESDM Jero Wacik dalam paparan akhir tahun di Jakarta, Jumat mengatakan, berdasarkan evaluasi terakhir, produksi Cepu baru bisa dilakukan November 2014.
"Awalnya, direncanakan Juli, tapi kemarin kami evaluasi lagi November 2014," katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) J Widjonarko menambahkan, proyek Cepu mundur dikarenakan terutama keterlambatan proses perizinan yang juga selama empat bulan.
"Namun, puncak produksi bisa tetap tercapai 165.000 barel per hari," ujarnya.
Menurut Jero, pihaknya menargetkan pada November 2014, produksi minyak bisa menembus satu juta barel per hari.
"Angka satu juta itu berasal dari produksi 840.000 barel ditambah Cepu 165.000 barel per hari," ujarnya.
Ia juga mengatakan, produksi minyak nasional sampai akhir 2013 hanya 826.000 barel per hari atau di bawah target APBN Perubahan 840.000 barel per hari.
Penyebab utama adalah sumur yang sudah tua.
Widjonarko merinci, akibat penurunan alamiah karena lapangan tua sebesar 4,5 persen menyebabkan kehilangan produksi 34.500 barel per hari.
Selanjutnya, gangguan tak terduga dengan 1.600 kejadian membuat kelihangan produksi 11.000 barel per hari, proyek mundur 1.000 barel per hari, dan gangguan operasi dengan 47 yang 29 kejadian di antaranya karena permasalahan kapal 1.000 barel per hari.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013
Tags: