China nilai anggapan ekspor NEV lantaran over kapasitas tak masuk akal
21 Mei 2024 08:24 WIB
Foto dokumentasi - Ratusan mobil listrik alias kendaraan energi baru tersusun rapi dan siap untuk ekspor di terminal Pelabuhan Taicang, Provinsi Jiangsu, China, pada 11 Juli 2023. ANTARA/Xinhua/Ji Haixin
Beijing (ANTARA) - Ketika negara-negara Barat tertentu menganggap peningkatan ekspor mobil listrik alias kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV) China sebagai akibat dari kelebihan kapasitas (overcapacity) dalam negeri, beberapa pejabat China memberikan bantahan sekaligus menegaskan bahwa narasi yang berbasis ekspor itu sangat tidak masuk akal.
He Hailin, seorang pejabat Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China, mengatakan bahwa kapasitas produksi suatu negara yang melampaui permintaan domestik merupakan fenomena umum secara global karena mencerminkan keunggulan komparatif dan hasil dari spesialisasi tenaga kerja (labor division).
He melontarkan pernyataan tersebut saat berbicara dalam episode kelima China Economic Roundtable, sebuah platform diskusi lintas media yang diselenggarakan oleh Kantor Berita Xinhua.
"Sebagai contoh, 80 persen cip yang diproduksi di Amerika Serikat (AS) diekspor, 50 persen mobil Jepang dijual ke luar negeri, dan hampir 80 persen output otomotif Jerman dikirim ke pasar luar negeri," ujar Ding Weishun, seorang pembicara tamu lainnya yang juga pejabat di Kementerian Perdagangan China.
Dia menambahkan bahwa pesawat terbang yang diproduksi oleh Boeing dan Airbus juga sangat bergantung kepada pasar luar negeri.
Sebaliknya, Din menambahkan, ekspor NEV China hanya mencakup sebagian kecil dari total produksinya.
Ketika 9,59 juta NEV diproduksi di China tahun lalu, lebih dari 12 persen di antaranya diekspor, kata Ding. China lebih banyak melayani pasar domestiknya, daripada membanjiri pasar luar negeri dengan NEV murah.
Sangat tidak tepat untuk menentukan apakah suatu produk tertentu mengalami kelebihan kapasitas atau tidak berdasarkan ekspornya, ujar He seraya mengkritik upaya beberapa negara untuk memengaruhi perdagangan global yang normal berdasarkan penilaian sepihak tersebut.
Sistem ekonomi dan perdagangan internasional yang terbuka serta kooperatif membawa manfaat bersama dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia, yang harus dihargai dan dipertahankan oleh semua negara, He menuturkan.
He Hailin, seorang pejabat Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China, mengatakan bahwa kapasitas produksi suatu negara yang melampaui permintaan domestik merupakan fenomena umum secara global karena mencerminkan keunggulan komparatif dan hasil dari spesialisasi tenaga kerja (labor division).
He melontarkan pernyataan tersebut saat berbicara dalam episode kelima China Economic Roundtable, sebuah platform diskusi lintas media yang diselenggarakan oleh Kantor Berita Xinhua.
"Sebagai contoh, 80 persen cip yang diproduksi di Amerika Serikat (AS) diekspor, 50 persen mobil Jepang dijual ke luar negeri, dan hampir 80 persen output otomotif Jerman dikirim ke pasar luar negeri," ujar Ding Weishun, seorang pembicara tamu lainnya yang juga pejabat di Kementerian Perdagangan China.
Dia menambahkan bahwa pesawat terbang yang diproduksi oleh Boeing dan Airbus juga sangat bergantung kepada pasar luar negeri.
Sebaliknya, Din menambahkan, ekspor NEV China hanya mencakup sebagian kecil dari total produksinya.
Ketika 9,59 juta NEV diproduksi di China tahun lalu, lebih dari 12 persen di antaranya diekspor, kata Ding. China lebih banyak melayani pasar domestiknya, daripada membanjiri pasar luar negeri dengan NEV murah.
Sangat tidak tepat untuk menentukan apakah suatu produk tertentu mengalami kelebihan kapasitas atau tidak berdasarkan ekspornya, ujar He seraya mengkritik upaya beberapa negara untuk memengaruhi perdagangan global yang normal berdasarkan penilaian sepihak tersebut.
Sistem ekonomi dan perdagangan internasional yang terbuka serta kooperatif membawa manfaat bersama dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia, yang harus dihargai dan dipertahankan oleh semua negara, He menuturkan.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: