Lubuk Basung,- (ANTARA) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) membangun jembatan darurat bailey sebagai jembatan sementara di daerah terdampak bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

"Pembangunan jembatan sudah 80 persen, ini merupakan konsern dari Panglima TNI. Kabupaten Agam menjadi prioritas dari sembilan pembangunan jembatan lainnya dari musibah banjir bandang lahar dingin di Sumbar," kata Komandan Kodim (Dandim) 0304/ Agam Letkol Arm Bayu Ardhitya Nugroho, Senin.

Ia mengatakan jembatan bailey tersebut mampu menampung beban hingga 40 ton. Jembatan ini menjadi pengganti dari jembatan Kasiak Bukik Batabuah yang sebelumnya tidak maksimal mengalirkan aliran dan material lahar dingin.

"Pembangunan jembatan dilakukan personel Denzipur TNI dan ikut melibatkan Kementerian PUPR untuk normalisasi aliran sungai," kata Bayu.

Proses normalisasi sungai di daerah terdampak bencana juga menjadi prioritas TNI dengan memaksimalkan aliran dari hulu tidak berdampak ke pemukiman warga.

"Saat ini sudah terlihat sungai sebagai tempat aliran banjir lahar dingin Gunung Marapi sudah dibersihkan dan dipotong. Harapannya jika terjadi peningkatan arus tidak berdampak ke rumah-rumah warga," kata Dandim.

Ia menegaskan saat ini pihaknya tengah fokus menyiapkan pembangunan jembatan bailey dan normalisasi sungai.

"Kita usahakan pemasangan jembatan hari ini, mudah-mudahan bisa selesai dan bisa dilewati besok saat Presiden datang," katanya.

Sebelumnya Kepala Desa Bukik Batabuah Agam Firdaus mengatakan dari dua kali musibah banjir lahar dingin yang terjadi, jembatan lama memang menjadi salah satu faktor penyebab aliran air sungai melimpah dan merusak rumah warga.

"Sekarang sudah dibongkar dan diganti dengan jembatan bailey. Jembatan lama saat musibah pertama di April menjadi 100 persen penyebab karena tersumbatnya material banjir di dua kaki penyangga," katanya.

Baca juga: Polri dampingi dan kuatkan mental anak terdampak banjir di Sumbar

Baca juga: Baznas sediakan mobil klinik dan dapur layani korban bencana Sumbar