Petani plasma Riau kembali ke PTPN V
27 Desember 2013 02:07 WIB
ilustrasi Seorang pekerja mengangkat tandan buah segar (TBS) kelapa sawit, di perkebunan sawit Jalan perlintasan Parapat - Pematang Siantar, Sumut, Selasa (19/3). Harga TBS kelapa sawit masih bertahan mahal sekitar Rp 800 - Rp 1.000 ditingkat petani meski produksi tren naik. (FOTO ANTARA/Irsan Mulyadi)
Pekanbaru (ANTARA News) - Kepala Dinas Perkebunan Riau Zulher akan menfasilitasi petani plasma di sepuluh desa untuk kembali bergabung dan dibina oleh PTPN V Sei Garo dan Sei Galuh, Kampar, Riau.
"Kami siap memfasilitasi para petani kebun plasma tersebut bila mereka ingin kembali bergabung dengan PTPN V," kata Zulher di Pekanbaru, Kamis.
Sebelumnya, para petani dimaksud ingin "bercerai" dengan PTPN V, karena mereka tidak sepakat dengan penetapan harga dari Tim Penetapan harga TBS yang dikoordinir oleh Dinas Perkebunan Provinsi Riau.
Petani plasma tersebut keluar dari binaan PTPN V karena harga tandan buah segar CPO Riau yang ditetapkan oleh Tim Disbun Riau tersebut jauh lebih rendah ketimbang harga jual ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang berada di sekitar kebun mereka.
Namun beberapa tahun terakhir, keadaannya berbalik. Harga tandan buah segar CPO Riau yang ditetapkan oleh Tim Penetapan Harga TBS Disbun Riau cenderung lebih tinggi, atau berada di atas harga yang dibeli PKS.
"Karena merasa tidak diuntungkan, tentu petani plasma berinisiatif untuk kembali ke harga Tim Disbun," kata Zulher dan menambahkan padahal Tim penetapan harga tandan buah segar CPO Riau tersebut juga terdiri atas sejumlah perusahaan beserta petani plasma mereka dan ASPEK-PIR.
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit PIR (ASPEK-PIR) Riau Setiyono mengakui bahwa beberapa petani kebun plasma PTPN V telah meminta kepada Aspekpir Riau untuk memfasilitasi agar mereka kembali ke harga TIM.
Ia menyebutkan, bahwa petani plasma --berasal dari binaan PTPN V Lubuk Dalam -- beberapa waktu lalu telah mendatangi ASPEK-PIR menyampaikan keinginan mereka tersebut untuk kembali ke harga Tim.
"Untuk menindaklanjuti arahan dari Kadisbun Riau tersebut, ASPEK-PIR segera mengumpulkan seluruh pengurus KUD. Dengan demikian sejumlah hasil pertemuan nanti akan dilaporkan ke Disbun Riau," katanya. (*)
"Kami siap memfasilitasi para petani kebun plasma tersebut bila mereka ingin kembali bergabung dengan PTPN V," kata Zulher di Pekanbaru, Kamis.
Sebelumnya, para petani dimaksud ingin "bercerai" dengan PTPN V, karena mereka tidak sepakat dengan penetapan harga dari Tim Penetapan harga TBS yang dikoordinir oleh Dinas Perkebunan Provinsi Riau.
Petani plasma tersebut keluar dari binaan PTPN V karena harga tandan buah segar CPO Riau yang ditetapkan oleh Tim Disbun Riau tersebut jauh lebih rendah ketimbang harga jual ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang berada di sekitar kebun mereka.
Namun beberapa tahun terakhir, keadaannya berbalik. Harga tandan buah segar CPO Riau yang ditetapkan oleh Tim Penetapan Harga TBS Disbun Riau cenderung lebih tinggi, atau berada di atas harga yang dibeli PKS.
"Karena merasa tidak diuntungkan, tentu petani plasma berinisiatif untuk kembali ke harga Tim Disbun," kata Zulher dan menambahkan padahal Tim penetapan harga tandan buah segar CPO Riau tersebut juga terdiri atas sejumlah perusahaan beserta petani plasma mereka dan ASPEK-PIR.
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit PIR (ASPEK-PIR) Riau Setiyono mengakui bahwa beberapa petani kebun plasma PTPN V telah meminta kepada Aspekpir Riau untuk memfasilitasi agar mereka kembali ke harga TIM.
Ia menyebutkan, bahwa petani plasma --berasal dari binaan PTPN V Lubuk Dalam -- beberapa waktu lalu telah mendatangi ASPEK-PIR menyampaikan keinginan mereka tersebut untuk kembali ke harga Tim.
"Untuk menindaklanjuti arahan dari Kadisbun Riau tersebut, ASPEK-PIR segera mengumpulkan seluruh pengurus KUD. Dengan demikian sejumlah hasil pertemuan nanti akan dilaporkan ke Disbun Riau," katanya. (*)
Pewarta: Frislidia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: