"Itu karena adanya leleran lava," kata Pengamat Gunung Api Ile Lewotolok, Stanislaus Ara Kian ketika dihubungi dari Kupang, Senin.
Baca juga: Badan Geologi: Aktivitas erupsi Gunung Ile Lewotolok masih tinggi
Tremor menerus terjadi karena kegiatan vulkanik berupa gerakan magma atau leleran lava.Baca juga: Badan Geologi: Aktivitas erupsi Gunung Ile Lewotolok masih tinggi
Rekaman tremor menerus pada Gunung Ile Lewotolok terjadi sejak adanya aliran lava ke arah baru, yakni sektor barat.
Badan Geologi juga mencatat gempa tremor menerus itu terjadi sejak 14 Mei 2024.
Stanislaus mengatakan aliran lava baru ke sektoral barat itu kini telah mencapai jarak 1,2 km.
Berdasarkan evaluasi Badan Geologi dari hasil pengamatan periode 8-15 Mei 2024, aktivitas erupsi gunung terbilang tinggi. Tingkat aktivitas gunung itu juga masih dipertahankan pada level III atau Siaga dengan beberapa rekomendasi.
Berkaitan dengan potensi ancaman atau guguran lava, Badan Geologi meminta masyarakat, pengunjung dan wisatawan tidak memasuki dan melakukan aktivitas sejauh tiga kilometer masing-masing dalam wilayah sektoral selatan, tenggara, dan barat.
Baca juga: Badan Geologi imbau warga waspadai abu vulkanik Gunung Ile Lewotolok
Baca juga: Badan Geologi perluas jarak rekomendasi aktivitas Gunung Ile Lewotolok
Masyarakat diingatkan indikasi masih adanya peningkatan tekanan atau stres pada tubuh gunung itu yang berkaitan dengan suplai fluida magmatik dangkal dan dalam.Baca juga: Badan Geologi imbau warga waspadai abu vulkanik Gunung Ile Lewotolok
Baca juga: Badan Geologi perluas jarak rekomendasi aktivitas Gunung Ile Lewotolok
Untuk itu, Badan Geologi berharap masyarakat tidak memasuki dan melakukan aktivitas dalam radius wilayah yang telah ditentukan. "Waspadai potensi ancaman bahaya guguran lava dan awan panas," ucap Stanislaus.