Surabaya (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh optimis tentang perencanaan kurikulum pendidikan 2014 dengan segala keterbatasan dan cara implementasinya.

"Dari hasil sensus monitoring dan evaluasi pelaksanaan kurikulum sebelum pendampingan dan sesudah pendampingan, kami optimis dengan rencana implementasi di 2014," katanya di Gedung Pasca Sarjana Terapan PENS-Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.

Menurutnya, hasil sensus tersebut diperoleh dari 6.300 sekolah di seluruh provinsi yang sudah menerapkan kurikulum 2013 kemudian di sensus mulai dari kepala sekolah, guru, pengawas, komite sekolah, orang tua, serta murid.

Ia menjelaskan pemberlakuan kurikulum 2014 ini dijadwalkan pada awal Februari dengan pengunggahan buku-buku semester I, yang sebelumnya masih pendampingan serta di bulan berikutnya dimulainya pelatihan terhadap guru, kepala sekolah, maupun pengawas.

"Mulainya Februari minggu pertama buku-buku sudah selesai diunggah menjadi publik domain, sehingga siapa saja diperbolehkan untuk cetak, tetapi untuk dijual atau diterbitkan kita patok dengan Hit-nya sekian," ujarnya.

Dalam hal ini, ia menambahkan, pihak dari sekolah yang membeli buku tersebut dengan hit yang sudah ditetapkan, namun hingga saat ini Hit belum ditetapkan bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Dari data sensus tersebut, ada sekitar 206 ribu sekolah yang terdaftar, sehingga pemerintah bekerja sama dalam hal pelatihan dengan lembaga-lembaga yang mengelola pendidikan, mulai dari pendidikan formal maupun informal.

"Mulai dari PGRI, Maarif, Muhammadiyah, sekolah-sekolah nasrani, LPTK atau Perguruan Tinggi, organisasi-organisasi kita ajak semua untuk ikut serta melatih peserta yang jumlahnya sekitar 1,4 juta orang," ungkapnya.

Ia mengatakan biaya pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh beberapa lembaga pendidikan formal maupun informal tersebut dari pemerintah dengan standar dan aturan kualitas dari pemerintah.

Sebelumnya, sensus monitoring dan evaluasi 2013 berisi tentang pendapat-pendapat dari murid, guru, kepala sekolah, orang tua, komite sekolah serta pengawas dengan jumlah total 78 ribu responden.(*)