"Acara yang digelar setiap tahun ini bisa memberikan pengetahuan kepada mereka," kata Ning Laila, sapaan akrabnya, seusai menghadiri "Festival Rujak Uleg" di Taman Surya, Balai Kota Surabaya, Minggu.
Baca juga: FBIM kian inovatif dan menjadi kekuatan pariwisata di Kalteng
"Jangan sampai makanan khas Kota Surabaya hilang. Kalau semakin banyak yang terjun ke festival ini maka kuliner rujak uleg terjaga," ujarnya.
Lebih lanjut, pelestarian rujak uleg juga mampu menimbulkan dampak positif bagi perekonomian para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kuliner maupun industri pariwisata di Surabaya.
Sebab, kuliner menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan dalam maupun luar negeri.
"Kalau masyarakatnya berdaya pengangguran terus turun dan kemiskinan bisa ditangani," ucapnya.
Baca juga: Camilan legendaris Solo tampil di Festival Kuliner Dekranas
"Festival Rujak Uleg" menjadi salah satu rangkaian acara menyambut Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-731 tahun yang diperingati setiap tanggal 31 Mei.
Laila pun berharap bertambahnya usia Ibu Kota Jawa Timur bisa menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat.
"Surabaya tambah maju, kondusif, dan masyarakatnya berdaya. Sekarang stunting sudah turun, kemiskinan bisa ditangani lebih baik," kata Laila Mufidah.
Di tempat sama, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan mulai menyusun kajian untuk menambah gelaran festival kuliner, salah satu yang diproyeksikan adalah sambal atau "sambelan".
"Orang Surabaya ini suka sambelan, nanti makanan khas Surabaya juga ditampilkan. Kami upayakan itu masuk tahun depan," kata Eri.
Baca juga: Menparekraf harap Pulau Flores jadi pusat wisata religi umat Katolik