Jembrana, Bali (ANTARA News) - Perayaan Natal di Desa Ekasari Kabupaten Jembrana, Bali, dimeriahkan tarian yang hampir sepenuhnya mengikuti tarian khas Bali.

"Perayaan Natal kali ini dimeriahkan tari-tarian kreasi yaitu Tari Merak Angelo dan Kembang Girang yang diadopsi dari tarian khas Bali," kata Wayan Suryatna, warga Desa Ekasari di Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana, Rabu.

Kedua tarian itu hampir sepenuhnya mirip dengan tarian khas Bali, namun hanya beberapa gerakan yang dikreasikan sesuai dengan makna tarian tersebut.

Menurut Wayan Suryatna, tarian itu baru pertama kalinya dipentaskan oleh anak-anak setempat, sehingga tidak bisa menggunakan musik gamelan secara langsung.

"Kami masih menggunakan kaset, untuk selanjutnya mungkin akan dipelajari secara serius sehingga bisa menampilkan secara maksimal," ujarnya.

Ibadat Natal di Desa Ekasari diikuti warga dari tiga banjar atau dusun yang mayoritas umat Katolik sebanyak 700 kepala keluarga, dan mereka setiap melakukan ibadah selalu menggunakan pakaian adat Bali seperti halnya umat Hindu beribadah ke pura.

Wayan Suryatna mengakui, budaya yang dijalankan warga setempat sangat jauh berbeda dibandingkan daerah lain, mengingat nenek moyang mereka adalah umat Hindu sehingga mereka berkewajiban melestarikan adat budaya peninggalan nenek moyang tersebut.

Masyarakat luar daerah tidak pernah mempermasalahkan adat tradisi yang dijalankan warga setempat, bahkan pemerintah dan umat Kristen di daerah itu cenderung mendorong untuk melestarikan budayanya agar tidak punah.

Perayaan Natal di Gereja Katolik Hati Kudus Yesus mendapatkan pengamanan cukup ketat dari aparat kepolisian, TNI/Polri, dan Pecalang (pengamanan adat di Bali) dari umat Kristen setempat.(*)